Tak Perlu Cemas Dampak Semburan saat Musim Hujan
SURABAYA, Jawa Pos – Warga Kutisari Indah Utara III Surabaya yang terdampak semburan minyak diundang Dinas Lingkungan Hidup Surabaya Senin (18/11). Rencananya ada pembahasan terkait semburan lumpur bercampur minyak di kawasan tersebut. Mereka juga bakal membicarakan pengelolaan minyak yang dibantu Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas).
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Surabaya Eko Agus Supiadi Sapoetro meminta warga hadir dalam rapat tersebut. Sebab, mereka (warga dan DLH) setelah itu diundang kembali dalam rapat SKK Migas Senin (25/11). ’’Kami juga akan meminta bantuan warga untuk mengangkut crude oil ke dalam drum-drum sebelum dipindahkan ke SKK,’’ ucapnya.
Terkait kondisi terbaru, masyarakat sekitar tidak perlu khawatir. Alasannya, separator yang dibangun mengurangi dampak lingkungan di sekitar wilayah itu. Volume semburan menurun hingga bau gas yang dialihkan. ’’Di dalam pemasangan alat itu ada filter. Fungsinya menyaring gas dan air,’’ ucapnya.
Selain itu, dia mengatakan bahwa minyak dari semburan tersebut hanya beberapa liter. Bagian kecil dari semburan. Separator juga memisahkan air dengan minyak. Apalagi sudah ada biofilter yang turut memisahkan residu. Eko menambahkan, musim hujan justru tidak membuat kilang itu semakin parah. Dengan adanya hujan, semburan tersebut semakin berkurang. Sebab, cuaca yang dingin membuat permukaan tanah tidak panas. ’’Kalau musim panas itu meletek. Sekarang
sudah tidak mungkin menyembur kembali saat musim hujan,’’ ucapnya.
Di bagian lain, Waskito, perwakilan warga Kutisari Indah Utara III 19, menambahkan bahwa masyarakat memang diminta hadir pada Senin (18/11). Dia mengatakan, saat ini tidak efek bau lagi. ’’Nah, ini saya menebak besok perwakilan menyampaikan tahap selanjutnya mengenai penanganan itu. Tapi, saya belum mengetahuinya,’’ paparnya.
Sebagaimana diberitakan, rumah warga di Kutisari Indah Utara III terdampak semburan minyak. Setelah diteliti dinas terkait, wilayah tersebut ternyata daerah kilang minyak pada zaman kolonial.