Pemangkasan Masa Belajar Catut Mendikbud
DI dunia pendidikan Indonesia, ada ”tradisi” ganti menteri yang diikuti ganti kebijakan. Kebiasaan itulah yang sepertinya dimanfaatkan pembuat hoax dalam menyambut Mendikbud baru, Nadiem Makarim. Tiba-tiba muncul kabar bahwa mantan bos Gojek itu punya ide gila mempersingkat masa pendidikan di setiap jenjang.
”Untuk SD dari 6 th menjadi 4th. SMP&SMA akan jadi 2 th. Agar menyesuaikan umur ketika melanjutkan kuliah sampai sarjana S1,S2,S3. Saya inginnya umur 18 tahun sudah selesai S3,” begitu penggalan narasi yang beredar di media sosial dan disebut sebagai ide gila Nadiem.
Jawa Pos menemukan informasi itu diunggah akun Facebook Margiono Abdiel (bit.ly/ PangkasWaktu) pada 26 November 2019.
”Dengan ide gila Nadiem ini, dikbud makin baik atau makin rusak ya?” tulisnya. Pertanyaan
Margiono itu tentu tidak perlu dijawab. Sebab, informasi tersebut ternyata hoax.
Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat (KLM) Kemendikbud Ade Erlangga Masdiana mengatakan bahwa informasi itu tidak benar dan bukan dari Kemendikbud. ”Itu bukan buatan dari Kemendikbud. Yang jelas, tidak ada keterangan seperti itu dari Kemendikbud,” ujarnya kemarin (27/11).
Dia menambahkan, sejauh ini kementerian melakukan banyak kajian. Menurut dia, persoalan pendidikan harus diselesaikan secara strategis dengan hasil analisis. ”Enggak bisa dalam bentuk obrolan biasa, harus diselesaikan secara strategis,” imbuhnya.
Lantas, siapa pemilik ide pemangkasan masa belajar tersebut? Berdasar penelusuran melalui mesin pencari Google, ada satu artikel yang memiliki kemiripan judul dan naskah di kompasiana.com. Judul artikel itu berbunyi, Ide ’’Gila’’ Buat Mendikbud Nadiem Makarim.
Artikel itu ditulis Johanis Malingkas pada 19 November 2019. Perbedaan judul dari artikel dan gambar yang diunggah akun Margiono Abdiel ada pada kata ”buat”. Rupanya, pembuat hoax sengaja menghilangkan satu kata tersebut agar seolah-olah narasi ide gila itu berasal dari Nadiem.
Jika membaca artikel dari Johanis Malingkas dengan cermat, tampak beberapa kesamaan kalimat dengan gambar yang diunggah akun Margiono Abdiel. Contohnya, paragraf yang menjelaskan waktu pendidikan jenjang sekolah dasar (SD) hingga sekolah menengah atas (SMA).
Artikel yang ditulis Johanis Malingkas juga merupakan opini. Seperti yang tertulis pada paragraf kedua. ”Saya maksud dengan istilah ide ’gila’ di sini adalah gagasan baru yang bisa dianggap kontroversial. Gagasan yang menerobos pola lama sistem pendidikan yang lazim saat ini,” begitu keterangannya. Anda bisa membacanya di bit.ly/BukanDariNadiem.
Informasi tentang pemangkasan waktu pendidikan SD hingga SMA itu bukan pernyataan resmi Mendikbud Nadiem Makarim. Melainkan gagasan penulis di Kompasiana yang ditujukan untuk Nadiem.