Jawa Pos

KPK Duga Ada Aliran Dana ke Sejumlah Pejabat Garuda

Suap Pengadaan Pesawat Airbus

-

JAKARTA, Jawa Pos – Penyidikan perkara suap pengadaan pesawat serta mesin pesawat Airbus S.A.S dan Rolls-Royce P.L.C di PT Garuda Indonesia bergulir lagi di KPK. Tidak tanggung-tanggung, kemarin (10/12) penyidik memanggil sembilan pejabat dan eks pejabat di maskapai penerbanga­n pelat merah tersebut sebagai saksi

Di antara sembilan saksi itu, tiga orang berhalanga­n hadir. Mereka adalah Ardy Protoni Doda

(commercial experts Garuda), Achirina (eks direktur strategi, pengembang­an bisnis, dan manajemen risiko), serta Ari Sapari (eks direktur operasi). ”Pemeriksaa­n akan dijadwalka­n ulang,” ujar Juru Bicara KPK Febri Diansyah.

Enam saksi yang memenuhi panggilan diperiksa secara bergantian. Mereka adalah Albert Burhan (eks VP treasury management/mantan direktur utama Citilink), Agus Priyanto (mantan direktur komersial), Arya Respati Suryono (mantan

executiveV­Pservices), Agus Wahjudo (pensiunan pegawai Garuda), Handrito Harjono (mantan direktur keuangan),sertaEster­Siahaan(mantan pegawai Garuda).

Para saksi itu diperiksa untuk tersangka mantan Direktur Teknik Garuda Hadinoto Soedigno. Hadinoto ditetapkan sebagai tersangka Agustus lalu. Sebelumnya KPK lebih dulu menjerat eks Dirut Garuda Emirsyah Satar dan mantan beneficial owner Connaught Internatio­nal Pte Ltd Soetikno Soedarjo. Emirsyah dan Soetikno juga ditetapkan sebagai tersangka kasus tindak pidana pencucian uang (TPPU).

Agus Priyanto enggan membeberka­n materi pemeriksaa­n. Namun, dia berkomenta­r soal kondisi Garuda. Baik saat dirinya menjabat direksi hingga kasus penyelundu­pan Harley-Davidson oleh eks Dirut Garuda I Gusti Ngurah Askhara Danadiputr­a. Agus mengatakan, para pegawai, khususnya pejabat di Garuda, sebetulnya tahu tentang borok yang terungkap di Garuda akhir-akhir ini. ”Sebetulnya apa yang terjadi di Garuda itu orang dalam tahu semua, cuma tidak berani membuka,” ungkapnya.

Namun, Agus enggan membeberka­n lebih jauh penyelundu­pan Harley. ”Kalau penyelundu­pan (Harley) saya nggak tahu,” kilahnya. Dia menyebutka­n, belum pernah terjadi kasus semacam itu.

Hingga saat ini KPK belum menyentuh kasus penyelundu­pan Harley-Davidson. Ketua KPK Agus Rahardjo sebelumnya menyatakan terbuka membantu petugas bea cukai untuk menelusuri indikasi korupsi dalam penyelundu­pan itu. Febri mengatakan, saat ini KPK fokus menyelesai­kan penyidikan suap pengadaan pesawat dan mesin pesawat Airbus serta Rolls-Royce. Berkas dua tersangka, yakni Emirsyah dan Soetikno, telah dilimpahka­n ke tahap penuntutan. Pelimpahan tahap kedua kasus suap dan TPPU itu dilakukan pada 4 Desember. Rencananya, sidang digelar di Pengadilan Tipikor Jakarta.

Sebelum sampai di tahap penuntutan, KPK membutuhka­n waktu 2 tahun 11 bulan untuk menyelesai­kan penyidikan kasus kakap tersebut. ”Terhitung sejak sprindik (surat perintah penyidikan, Red) pada 16 Januari 2017,” terang Febri.

Selama proses penyidikan, tim mengidenti­fikasi kontrak bernilai miliaran USD yang ditandatan­gani Garuda. Yakni kontrak pembelian mesin dan perawatan mesin (total care program) Trent seri 700 dengan perusahaan Rolls-Royce. Kemudian pembelian pesawat Airbus A330 dan Airbus A320 dengan perusahaan Airbus S.A.S.

Ada pula kontrak pembelian pesawat ATR 72-600 dengan perusahaan Avions de Transport Regional (ATR). Lalu pembelian pesawat Bombardier CRJ 1000 dengan perusahaan Bombardier Aerospace Commercial Aircraft.

Yang menarik, KPK menemukan dugaan aliran dana yang jauh lebih besar dalam perkara itu, yakni dari dugaan awal Rp 20 miliar menjadi Rp 100 miliar. Duit tersebut diduga mengalir ke sejumlah pejabat di Garuda. ”KPK berupaya semaksimal mungkin untuk melakukan proses yang lebih efisien dengan cara menggabung­kan penanganan korupsi dan pencucian uang dalam perkara ini,” imbuh Febri.

 ?? FOTO-FOTO: MUHAMAD ALI/JAWA POS ?? JADI SAKSI: Dari kiri, Agus Priyanto, Albert Burhan, dan Esther Siahaan di KPK kemarin.
FOTO-FOTO: MUHAMAD ALI/JAWA POS JADI SAKSI: Dari kiri, Agus Priyanto, Albert Burhan, dan Esther Siahaan di KPK kemarin.
 ??  ??
 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia