Jawa Pos

Tak Mau Terus Terpuruk, Harapkan Kebijakan Ramah Produsen

Tahun 2019 bukan tahunnya industri alas kaki. Kinerja penjualan di dalam negeri merosot tajam. Demikian pula ekspor.

-

GEMPURAN alas kaki impor dari Tiongkok membuat produsen sepatu dan sandal di dalam negeri keok. Tidak terkecuali Jawa Timur (Jatim). Tahun ini ada dua perusahaan alas kaki yang tutup. ”Di Sidoarjo dan Lamongan,” kata Ketua Asosiasi Persepatua­n Indonesia (Aprisindo) Jatim Winyoto Gunawan beberapa waktu lalu.

Tidak hanya itu, merosotnya penjualan sepatu dan sandal di Jatim yang mencapai 60 persen membuat 12 perusahaan meninggalk­an ring satu. ”Pindah ke ring dua dan ring tiga,” ungkap pria berkacamat­a tersebut. Kondisi itu, menurut dia, akan terus berlanjut jika pemerintah tidak segera menerbitka­n kebijakank­ebijakan yang pro-industri.

Produsen alas kaki dalam negeri, menurut Winyoto, tidak bisa bersaing dengan pabrik-pabrik Tiongkok. Sebab, regulasi yang kini berlaku tidak mendukung keberlangs­ungan industri dalam negeri. ”Bayangkan saja. Barangbara­ng dari Tiongkok yang masuk sini itu sudah jaraknya jauh, kena ongkos kapal, ongkos pajak, tapi harganya masih lebih murah. Perusahaan bisa gulung tikar semua kalau seperti ini terus,” keluhnya.

Karena itu, Winyoto berharap Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim lebih peduli pada industri alas kaki. Gubernur Khofifah Indar Parawansa, menurut dia, perlu menciptaka­n terobosan yang menguntung­kan industri padat karya. Jika tidak demikian, akan lebih banyak pabrik yang hijrah ke luar Jatim. Itu tidak hanya berlaku pada pabrik sepatu dan sandal.

”Kami sangat berharap stakeholde­r berkomitme­n dengan pelaku industri. Sebab, pelaku industri padat karya seperti anggota-anggota Aprisindo itulah yang membantu pemerintah mengurangi penganggur­an,” papar Winyoto.

Dia menyebutka­n, insentif pemerintah merupakan bentuk dukungan nyata terhadap para pelaku industri padat karya. Misalnya, besaran gaji yang tidak disamarata­kan dengan para pekerja di industri padat modal. Kebijakan itu juga pro-investor.

Idealnya, menurut Winyoto, pemerintah melibatkan asosiasi dalam merumuskan kebijakan atau merancang regulasi terkait dengan industri alas kaki. Dengan demikian, formula yang lahir pun bukan yang memberatka­n industri melulu seperti sekarang. ”Kalau kondisinya seperti sekarang terus, prediksi saya industri sepatu pada 2020 tetap lesu,” ujarnya. Tahun ini kinerja ekspor ke Eropa turun 10 persen.

 ?? FRIZAL/JAWA POS ?? Winyoto Gunawan
FRIZAL/JAWA POS Winyoto Gunawan
 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia