Dapat 1,5 Juta Butir Dextro Hasil Pengembangan Pil Koplo
SURABAYA, Jawa Pos – Pengungkapan dua juta butir pil dobel L atau pil koplo berhasil dikembangkan. Satresnarkoba Polrestabes Surabaya mendapatkan barang bukti baru. Menurut informasi, petugas menemukan jenis pil terlarang lain. Yakni, dextromethorphan.
Jumlah pil yang disita polisi tidak sedikit. Mencapai 1,5 juta butir. ’’Benar. Masih berkaitan dengan jaringan pil koplo yang barang buktinya dua juta butir,’’ ujar Kasatresnarkoba Polrestabes Surabaya Kompol Memo Ardian saat dikonfirmasi kemarin (10/12).
Memo menjelaskan, jutaan pil kuning tersebut juga ditemukan di kantor ekspedisi yang sama dengan pil koplo. Tetapi di gudang yang berbeda. Lokasinya masih di Jalan Semut Kali. ’’Dugaannya sengaja dipisah dengan pil koplo untuk meminimalkan penindakan,’’ ucap polisi dengan satu melati di pundak itu. ’’Makanya, pengawas ekspedisi juga kami tetapkan sebagai tersangka. Jelas dia tahu isi paket apa, tetapi milih tutup mata,’’ tambahnya
J
Menurut dia, pengemasan paket berisi pil yang akrab disebut dextro tersebut mirip jutaan pil koplo yang ditemukan sebelumnya. Begitu juga pengirimnya. Berasal dari Jogjakarta. Kemasan per paketnya pun diisi 100 ribu butir. ’’Ada 15 paket,’’ kata Memo.
Fakta itu, lanjut dia, menguatkan indikasi bahwa paket dikirim pihak yang sama. Namun, kata dia, ada sedikit perbedaan antara paket pil koplo dan dextro. Dalam kemasan pil dextro tertulis tujuan akhir paket bukan metropolis. Melainkan Banyuwangi. ’’Surabaya hanya tempat transit,’’ tutur alumnus Akpol 2002 tersebut.
Memo menyatakan sudah mengirim personel untuk menelusuri lebih dalam temuan di lapangan. Dia membuat tiga tim agar jaringan pil setan itu terbongkar total. Mereka menyebar ke Mojokerto, Jogjakarta, dan Banyuwangi. ’’Mojokerto basis peredarannya,’’ katanya.
Dari sudut pandangnya, jutaan pil koplo dan dextro yang diamankan sangat mungkin dipakai pada pesta tahun baru. Sebab, pergantian tahun tinggal hitungan hari. ’’Efek yang ditimbulkan halusinasi. Buat happy pastinya,’’ ungkapnya.
Di bagian lain, sumber di kepolisian mengatakan bahwa sindikat yang diungkap sudah menjalankan bisnis terlarang itu lebih dari satu tahun. Menurut dia, omzet yang diperoleh dalam satu bulan minimal Rp 500 juta. ’’Bisa lebih banyak, bergantung banyak tidaknya pesanan,’’ ucapnya.
AG, bandar gede (bede) dari kelompok itu, juga disebut punya banyak kaki tangan. Mereka menyebar di beberapa kota. Di antaranya, Surabaya, Sidoarjo, Gresik, dan Jombang. ’’Untung bedenya sudah ditangkap. Jadi, fokus sekarang bisa diarahkan ke produsennya,’’ paparnya.
Dia menambahkan, paket berisi jutaan pil itu biasa disimpan di Mojokerto. AG menyimpannya di dekat rumah. ’’Barang dijemput ke kantor ekspedisi pakai mobil boks,’’ jelasnya. Setelah tersimpan rapi di gudang, pil baru didistribusikan ke kota lain.
Sebagaimana diberitakan, polisi membongkar jaringan pil koplo pada Kamis (5/12). Satresnarkoba Polrestabes Surabaya menemukan dua juta butir pil koplo di sebuah kantor ekspedisi di Jalan Semut Kali. Jutaan pil itu terbagi ke dalam 20 paket.
Hingga kini sudah ada tujuh orang yang ditangkap petugas. Namun, identitas mereka masih dirahasiakan. Alasannya, pengungkapan tersebut terus dikembangkan.