Tambah Satu Rumah Kompos Tahun Depan
SURABAYA, Jawa Pos – Jumlah rumah kompos bakal ditambah tahun depan. Dinas kebersihan dan ruang terbuka hijau (DKRTH) sudah menyiapkan anggaran untuk membangun satu rumah kompos di wilayah Surabaya Barat. Rumah kompos bakal dibangun di tiap kecamatan.
Saat ini DKRTH baru memiliki 28 rumah kompos yang tersebar di 31 kecamatan. Tempat untuk mengolah sampah organik menjadi pupuk itu hanya menampung perantingan petugas.
Kepala Seksi Pembangunan Sarana Bidang Sarana dan Prasarana DKRTH Muhammad Amin menyatakan, penambahan rumah kompos yang sudah dianggarkan tahun depan hanya satu titik. Lokasinya di Manukan Kulon. ’’Itu nanti jadi satu dengan TPS3R (tempat pengolahan sampah reduce, reuse, dan recycle),’’ ujarnya.
Amin menyebutkan, persebaran jumlah rumah kompos belum merata. Tidak semua kecamatan ada. Di sisi lain, ada kecamatan yang memiliki dua rumah kompos. Itu disesuaikan jumlah pohon yang ditanam di wilayah tersebut.
Sebab, kata dia, rumah kompos memang dikhususkan untuk menampung perantingan. Ranting dan cabang pohon yang dipangkas dibawa ke tempat terdekat. Tidak semua dibawa ke DRKTH.
Di rumah kompos tersebut perantingan dipisahkan. Antara ranting besar dan kecil dibedakan. Setelah dipilah, daun-daunnya dicacah dan digiling. ’’Setelah itu, ditumpuk dan dibiarkan membusuk menjadi kompos, nanti untuk pupuk taman-taman kita,’’ paparnya.
Amin menuturkan, jumlah rumah kompos masih kurang. Seharusnya, setiap kecamatan memiliki minimal satu rumah kompos. Karena itu, DKRTH bakal terus menambah jumlahnya. Itu dilaksanakan seiring dengan program penghijauan yang terus dilakukan. Artinya, jumlah pohon di setiap wilayah akan bertambah. ’’Jadi, harus ada tempat untuk mengolah perantingan dari pohon di wilayah itu,’’ katanya.