Tinggal Robohkan Sepuluh Bangli Lagi
SIDOARJO, Jawa Pos – Satpol PP menggunakan dua alat berat untuk menertibkan sekitar 70 bangunan liar (bangli) di Tambak Sawah. Satu alat digunakan untuk membongkar bangunan. Alat lainnya mengeruk dasar Sungai Reformasi.
Di depan sebuah bengkel, sungai menyempit. Bertahun-tahun saluran itu tertutup jembatan yang dibangun pemilik bengkel.
Dampaknya, sungai menyempit. ’’Bongkar sampai terlihat sungainya,’’ ucap Kabid Ketenteraman dan Ketertiban Umum Satpol PP Yani Setyawan.
Bukan hanya jembatan. Teras toko di areal Pasar Tambak Sari juga dibongkar. Bangunan itu menutup sungai dan menghambat aliran air. Sedimentasi membuat Kali Reformasi menjadi dangkal.
Pembongkaran berlangsung hingga kemarin sore (10/12). Sudah sekitar 60 bangunan dirobohkan. ’’Tinggal 10 bangli lagi,’’ paparnya.
Kasatpol PP Widiyantoro Basuki mengatakan, normalisasi Sungai Reformasi dipercepat. Dia menargetkan sebelum akhir 2019 seluruh pekerjaan tuntas. ’’Agar sungai bisa menampung air hujan,’’ paparnya.
Wiwid, sapaan akrab Widiyantoro, mengakui masih banyak pemilik bangli yang belum merobohkan bangunannya. Namun, petugas tidak ambil pusing. ’’Kami ratakan semuanya karena melanggar aturan,’’ tegasnya.
Sementara itu, Kabid Irigasi dan Pematusan Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Sumber Daya Air (DPUBMSDA) Bambang
Tjatur mengatakan, Sungai Reformasi sekarang dangkal. Penyebabnya, kali itu belum tersentuh normalisasi. ’’Sungai tidak optimal menampung air,’’ tuturnya.
Keberadaan Sungai Reformasi sangat vital. Sungai itu merupakan muara saluran air perumahan di wilayah Tropodo dan Kepuhkiriman. ’’Jika tidak dikeruk, pasti banjir,’’ jelasnya.