Selalu Sempatkan Baca meski Hanya Selembar
Supratno Latih Aktivitas Otak dengan Buku
SURABAYA, Jawa Pos – Buku adalah jendela dunia. Prinsip itulah yang dipegang teguh oleh Supratno sejak kecil sampai sekarang berusia 52 tahun. Jika dalam sehari tidak membaca buku, ketua Himpunan Pengembang Permukiman dan Perumahan Rakyat (Himperra) Jatim itu merasa ada yang hambar dalam hidupnya.
Bagi Supratno, buku bisa membuat pikirannya kembali fresh setelah seharian sibuk bekerja. Menurut dia, manfaat membaca buku tidak sebatas memperkaya imajinasi dan informasi. Tetapi, juga meningkatkan aktivitas otak dan kemampuan analisis yang berdampak pada cara seseorang berperilaku serta mengelola emosi.
Membaca juga dianggap Supratno dapat membuat seseorang jadi lebih baik. Bisa dilihat dari bagaimana dia mampu berempati kepada orang lain di sekitar. Sebab, aktivitas otak seorang pembaca buku bisa meningkat, khususnya di area pemahaman bahasa dan visualisasi gerakan, sehingga mampu membangun emosi dan empati. ”Karena itulah, saya sampai sekarang terus membiasakan diri baca buku meskipun cuma selembar dalam sehari. Lewat buku, saya bisa melihat apa saja,” jelas pria asli Tuban itu.
Di samping rutin membaca, Supratno konsisten pergi ke toko buku seminggu sekali. Tujuannya tentu untuk hunting buku baru. Baginya, datang ke toko buku adalah sebuah wisata yang menyenangkan. Terlebih, buku yang dicarinya ada. Kebiasaan itu membuat koleksi bukunya kini tidak terhitung. ”Mungkin sudah ribuan buku yang saya punya. Karena ngoleksinya dari kecil,” tuturnya.
Beragam jenis buku dimiliki alumni Universitas Airlangga itu. Mulai buku tentang agama, properti, manajemen keuangan, humor, hingga kontemporer. ”Yang favorit saya sekarang buku agama. Namanya Kitab Nashaihul Ibad,” lanjutnya.
Di sisi lain, Supratno yang saat ini berprofesi pengusaha properti sering diminta untuk menjadi pembicara ekonomi. Khususnya yang membahas masalah hunian dan entrepreneurship. ”Nah, kalau sudah ditodong jadi narasumber atau pembicara di sebuah seminar gitu, pasti saya harus baca referensi dulu sebelum ngomong. Wajib hukumnya demi memperkuat analisis,” tegas ayah enam anak itu.