Mampu Berdiri karena Terbuat dari Beton Bertulang
Ledakan bom atom di Hiroshima pada 6 Agustus 1945 lalu tak berhasil merobohkan tiga gedung besar di Hiroshima. Namun, kini pemerintah setempat berencana menghancurkan dua gedung di antaranya. Penduduk tak terima.
’’KAMI sangat menentangnya.’’ Pernyataan keras itu terlontar dari bibir Iwao Nakanishi. Pria 89 tahun tersebut mengomentari rencana Pemerintah Kota Hiroshima, Prefektur Hiroshima, Jepang, untuk menghancurkan dua gedung tua di wilayah tersebut.
Penduduk sekitar menentangnya. Sebab, yang akan dihancurkan bukanlah bangunan biasa. Melainkan gedung yang tetap kukuh berdiri saat bom atom menghantam kota mereka lebih dari 74 tahun lalu.
Bom atom yang dijatuhkan pasukan sekutu itu telah menghancurkan ribuan gedung di Hiroshima. Sekitar 80 ribu orang kehilangan nyawa dan 35 ribu lainnya mengalami luka-luka. Nakanishi adalah salah seorang korban selamat dari serangan mematikan untuk menghentikan Perang Dunia II (PD II) tersebut.
Saat insiden memilukan itu terjadi, Nakanishi berada di dalam salah satu gedung yang akan dihancurkan itu. Karena itulah, Nakanishi memiliki keterikatan dengan bangunan tersebut. Dia kini memimpin penduduk sekitar menentang penghancuran.
’’Mempertimbangkan kepentingan sejarah untuk menceritakan tragedi tersebut kepada generasi mendatang, kami tidak bisa menerima pembongkaran tersebut,’’ tegasnya sebagaimana dikutip BBC.
Hanya ada 85 gedung dalam radius 5 kilometer dari titik pusat bom atom Hiroshima yang masih berdiri pasca ledakan. Tiga di antaranya cukup besar dan milik pemerintah. Mereka tetap kukuh berdiri karena terbuat dari beton bertulang. Dua gedung yang akan dirobohkan itu hanya berjarak 2,7 kilometer dari pusat ledakan.
Gedung yang dibangun pada 1913 itu dahulu merupakan pabrik pembuatan baju militer. Gedung tersebut lalu beralih fungsi menjadi akomodasi untuk mahasiswa. Setelah sekutu menjatuhkan bom atom, gedung itu menjadi rumah sakit dadakan untuk menampung para korban. Setelah itu, gedung tersebut terbengkalai begitu saja.
Nah, pada 2017, pemerintah melakukan pengecekan dan mendapati bahwa struktur bangunan gedung itu sudah berubah. Dua gedung tersebut rawan ambruk jika terjadi gempa besar. Sebagian jendelanya juga rusak akibat bom atom dulu.
Gedung yang ketiga akan direnovasi agar tetap bisa berdiri. Penduduk ingin dua gedung yang akan dirobohkan pada 2022 itu juga mendapat perlakuan serupa.
Nakanishi menegaskan, jika sudah direnovasi, gedung besar itu bisa dialihfungsikan untuk area pameran seni atau sekadar tempat belajar sejarah. Pemerintah juga bisa memakainya sebagai fasilitas untuk mempromosikan penghancuran senjata nuklir.
’’Ini adalah gedung penting yang menunjukkan pada kita betapa mengerikannya bom atom,’’ terang salah seorang penduduk pada Yomiuri.
Salah satu bangunan sisa bom atom yang paling terkenal di Hiroshima adalah Genbaku Dome yang terletak di Peace Memorial Park. Bangunan itu masuk dalam warisan budaya dunia UNESCO. Gedung tersebut sudah diperkuat agar tahan gempa.