Butuh Kepedulian Pemda dan Perencanaan Pemudik
Dengan infrastruktur dan manajemen lalu lintas yang semakin baik, Ditjen Perhubungan Darat Kemenhub kini tidak lagi melulu berurusan dengan pengaturan jalan saat masa mudik maupun liburan seperti Natal dan tahun baru (Nataru). Tetapi, lebih jauh lagi, pad
Taufiqurrahman dengan Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setiyadi kemarin.
Jawa Pos
Rekayasa penanganan lalu lintas Nataru tentu berbeda dengan mudik Lebaran. Benarkah?
Betul. Contoh paling dasar adalah pengaturan lalu lintas. Kalau pada mudik Lebaran, sejak awal kita rencanakan dan eksekusi memakai one way dan contraflow, sekarang diserahkan ke kepolisian. Sifatnya sangat dinamis, bergantung kebutuhan di lapangan. Korlantas sudah punya skemanya. Kapan butuh one way, kapan butuh contraflow.
Adakah pengaturan lain untuk mengantisipasi kemacetan?
Pak Menteri (Menhub Budi Karya Sumadi, Red) sudah mengirimkan surat ke Mendagri. Kita ingin ada keterlibatan pemda, bupati, dan wali kota. Terutama dalam mengatur titik-titik pasar tumpah. Juga pengaturan terhadap kendaraan-kendaraan tidak bermotor seperti dokar, becak, dan sebagainya. Sementara (mereka) mengalah dulu agar tidak menimbulkan kemacetan di jalan nasional.
Anda sempat berbicara soal mendidik masyarakat untuk mempersiapkan perjalanan. Bagaimana teknisnya?
Ini yang butuh intervensi pemerintah. Bentuknya penyadaran dengan info dan sosialisasi. Juga terkait regulasinya. Meliputi banyak hal, perilaku, manajemen persiapan mereka mulai berangkat sampai tujuan mudik. Perjalanannya harus seperti apa, jalannya lewat mana, kesiapan kendaraan maupun pengemudinya.
Sekarang masyarakat sudah proaktif. Ada usulan untuk membikin call center agar masyarakat bisa melaporkan langsung kondisi di lapangan pada posko induk Kemenhub. Nanti kita bikinkan segera.
Apa tetap perlu petugas di lapangan meski sudah jauh-jauh hari disosialisasikan pentingnya perencanaan perjalanan pada Nataru?
Benar. Dalam rapat-rapat saya tekankan semua lebih konsentrasi ke lapangan. Saya sudah kirimkan surat ke kepala dinas perhubungan di daerah. Mulai tanggal 19 (Desember) semua personel sudah masuk ke lapangan sampai tanggal 4 (Januari). Ada peran serta dari insan perhubungan darat nanti bersama-sama kepolisian pada lokasi-lokasi yang rawan.
Di mana saja konsentrasi petugas ini?
Pertama, sepanjang jalan tol Jakarta–Cikampek. Utamanya yang elevated. Kemudian di Pejagan sampai Bumiayu, Nagrek, sampai Limbangan.
Yang lainnya mungkin Merak–Bakauheni, Ketapang–Gilimanuk, serta sekitar Danau Toba.