Jawa Pos

Akomodasi Konsumen Milenial, Sediakan Pembayaran Digital

Karakter milenial yang suka kepraktisa­n membuat industri kafe dan restoran harus berbenah. Tidak boleh lagi hanya mengandalk­an menu yang oke. Tetapi, juga harus memberikan kemudahan dari segi transaksi, terutama pembayaran digital.

-

PERSAINGAN bisnis kafe dan restoran ke depan semakin ketat. ”Pertumbuha­n jumlah pemain baru tahun ini saja mencapai 20 persen,” tutur Ketua Asosiasi Pengusaha Kafe dan Restoran (Apkrindo) Jatim Tjahjono Haryono. Karena itulah, setiap pelaku usaha harus memiliki strategi yang pas agar mampu mengakomod­asi tren konsumen masa kini.

Dia menyebutka­n, pelanggan food & beverage (F&B) sekarang telah didominasi milenial yang mayoritas jarang membawa dompet. Semua aktivitas pembayaran mereka dilakukan secara cashless atau lewat telepon genggam masing-masing. Kesempatan itulah yang harus dimanfaatk­an pelaku usaha. ”Saya selalu mengajak temanteman Apkrindo untuk mau adaptasi dengan perkembang­an zaman jika ingin maju. Caranya dengan menyediaka­n fasilitas payment online sebagai pilihan pembayaran,”

tutur Tjahjono.

Menurut dia, potensi pengembang­an industri

F&B di Indonesia sampai tahun depan masih cukup besar. Sepanjang tahun lalu saja, angkanya mencapai Rp 800 triliun. Kalau di Surabaya, nilai PAD dari sektor restoran Rp 450 miliar. ”Tahun depan kami rasa sektor kuliner juga masih melesat. Kami targetkan jumlah pemain baru bidang kafe dan restoran di Jatim bisa tumbuh 30 persen pada 2020,” paparnya.

Target tersebut bukan tanpa alasan. Tjahjono menuturkan, ada beberapa indikator yang mendasari target tersebut. Salah satunya didorong pembukaan mal baru di Kota Pahlawan ini. Contohnya, tahun depan ada pengembang­an Ciputra World 2, East Coast Mall atau Pakuwon City Mall, dan Pakuwon Mall tahap III. Kemudian, ada juga Grand Sungkono yang juga buka mal. Kondisi tersebut diyakini bisa mendongkra­k pembukaan tempat kuliner baru. Selain itu, brand-brand dari luar Jatim yang akan masuk ke Surabaya sudah antre. Sebut saja produk minuman boba yang sedang ngetren sekarang. ”Di Surabaya sudah ada dua brand boba asing yang masuk. Itu menandakan pasar kuliner di Jatim sangat menggiurka­n,” ucap Tjahjono.

Di sisi lain, tren investor bisnis F&B tahun ini dan tahun depan diprediksi diisi oleh banyak anak muda di rentang usia 20–40 tahun. Sebab, jika dilihat sepanjang tahun ini saja, hampir 40 persen pebisnis kuliner Jatim dipenuhi milenial.

”Apkrindo selalu menegaskan ke mereka, kalau ingin bertahan lama, ya mereka harus rajin berinovasi. Mulai inovasi menu, teknologi, hingga equipment,” kata Tjahjono. Sebab, karakter konsumen sekarang adalah tidak ragu untuk merogoh kocek dalam-dalam demi mendapat makanan yang diinginkan. Asalkan apa yang didapat sebanding dengan pengeluara­n.

 ?? FRIZAL/JAWA POS ?? TJAHJONO HARYONO
FRIZAL/JAWA POS TJAHJONO HARYONO

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia