Jawa Pos

Hati-Hati, Kobra Bisa Datangi Perumahan

-

JAKARTA, Jawa Pos – Dua pekan ini kabar tentang serangan ular kobra terdengar di mana-mana. Bukan di hutan, kebun, atau sawah saja. Beberapa kawasan perumahan pun menjadi tempat munculnya ular berbisa tersebut.

Peneliti reptil dari Pusat Penelitian Biologi LIPI Amir Hamidi menyampaik­an teori ledakan populasi ular kobra di sejumlah lokasi di Pulau Jawa. Dia menegaskan, fenomena itu alamiah dan terjadi setiap tahun. ”Tahun lalu juga ada. Tapi tidak terekspos,” kata dia saat dihubungi kemarin (16/12). Amir mengatakan, iklim saat ini cocok dengan masa

Kembangan, Jakarta Barat (15/12) Ditemukan 18 ekor anakan kobra berukuran 20 cm.

Beji, Kota Depok (11/12) Seorang pedagang sayur dipatuk anak kobra. menetasnya telur kobra.

Dia mengungkap­kan, kobra adalah ular yang memiliki daya adaptasi bagus. Faktor cuaca yang ideal itu ditambah dengan nyaris punahnya predator anakan ular kobra. ”Siapa sih predator

Perum Royal Citayam, Bogor (11/12)

Sebanyak 34 anak kobra berukuran 30 cm ditemukan warga dalam beberapa hari.

Singaparna, Tasikmalay­a (16/12) Dalam sepekan, warga mengamanka­n ekor anakan kobra di perumahan. anakan kobra. Yaitu garangan (Herpestes javanicus) dan elang,” katanya. Menurut dia, dua predator anakan kobra nyaris tidak ada alias punah.

”Kenapa anakan kobra banyak ditemukan di rumah-rumah,

Sukoharjo, Jawa Tengah (9/12) Sebanyak 21 anakan kobra ditemukan di sebuah gudang masjid dan tempat lain di perumahan.

Jember, Jawa Timur (13/12) Lima kobra diamankan di perumahan Tegal Besar Permai I dan Perumahan Jayanegara, Kaliwates. ya karena kondisinya ideal,” tuturnya. Di antaranya, di perumahan banyak populasi tikus.

Sementara itu, dokter spesialis emergency asal Kediri Tri Maharani mengatakan bahwa sejauh ini tidak ada bahan kimia yang mampu mengusir ular.

Soal penanganan gigitan ular, Maha menegaskan bahwa tindakan pertama bukan mengeluark­an bisa dengan menyedot darah atau mengikat area gigitan ular agar bisa tidak menyebar. Cara tersebut dipastikan salah! Tindakan pertama yang benar ialah melakukan imobilisas­i atau mengondisi­kan korban agar tidak bergerak.

”Imobilisas­i dilakukan dengan menggunaka­n kayu atau bambu,” katanya. Fungsinya agar dapat menahan kaki dan tangan supaya tidak bergerak.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia