PDIP Instruksikan Dukung Kader Sendiri
SURABAYA, Jawa Pos – Pemilihan bakal calon wali kota (bacawali) di internal PKS sudah selesai. Partai telah mengirimkan 10 nama kandidat yang mengikuti konvensi ke DPW (dewan pimpinan wilayah) untuk diseleksi. Nanti ada tiga nama yang dikirim ke DPP (dewan pimpinan pusat).
Di PKS, ada mekanisme internal dalam menentukan sosok yang bakal diusung atau didukung dalam running pemilihan wali kota (pilwali) tahun depan. Nama-nama yang masuk daftar dikirim ke seluruh pengurus untuk dipilih secara demokratis. Mulai tingkat DPD sampai DPC (kecamatan). Nama dengan perolehan suara terbanyak berhak atas rekomendasi.
Menurut informasi, nama Reni Astuti menempati peringkat pertama dengan perolehan suara terbanyak. Banyak kader yang menginginkannya turun untuk bertarung pada pilwali 2020. Namun
konsekuensinya, Reni harus mau melepas jabatan publiknya sebagai anggota dewan.
Terkait hal itu, Ketua DPD PKS Surabaya Akhmad Suyanto belum bisa berkomentar. Sebab, namanya juga masuk daftar orang-orang yang dianggap berpotensi. ”Hasilnya sudah keluar, termasuk pemeringkatannya. Tapi, itu nanti. Belum bisa dibuka sekarang,” ujarnya.
Suyanto mengatakan, 10 nama yang mengikuti konvensi sudah dikirim ke DPW untuk diseleksi lagi. Nama-nama tersebut
Ketua DPC PDIP Surabaya sudah disusun sesuai peringkat. Itu disesuaikan dengan perolehan suara dari hasil pemilihan di internal partai.
Namun, yang menjadi pertimbangan bukan hanya perolehan suara saat konvensi. Ada beberapa hal yang juga bakal dilihat. Di antaranya, kompetensi, popularitas, elektabilitas, dan rekam jejak. ”Loyalitas terhadap partai juga tidak kalah penting,” kata Suyanto.
Proses seleksi di tingkat DPW bakal dilakukan secara tertutup. Nanti hanya ada tiga nama yang
MUNCUL instruksi dari DPD PDIP Jatim agar mendukung kadernya yang mengikuti running pemilihan wali kota (pilwali) 2020. Selain itu, pengurus di tingkat DPC (kota/kabupaten) hingga PAC (kecamatan) diminta lebih gencar menyosialisasikan kandidat yang dianggap paling aktif. Tujuannya, kinerja mesin politik lebih efektif.
Ketua DPC PDIP Surabaya Adi Sutarwijono membenarkan hal tersebut. Instruksi itu muncul saat rapat koordinasi wilayah dikirim ke DPP. ”Nanti di DPP disaring lagi untuk mengerucut (rakorwil) awal Desember lalu. ”Itu berlaku general, tidak hanya untuk Surabaya. Tapi, untuk DPC di seluruh wilayah Jawa Timur,” ujarnya kemarin (16/12).
Pria yang akrab disapa Awi itu mengatakan, instruksi untuk mendukung kader PDIP yang mengikuti running pilwali tidak terkait dengan aksi relawan yang digelar beberapa waktu lalu di depan Gedung Negara Grahadi. Menurut Awi, sudah selayaknya kader sendiri harus didukung agar bisa memenangkan pemilihan
ke satu orang yang bakal direkomendasi,” paparnya. kepala daerah (pilkada).
Di DPC PDIP Surabaya, ada 18 orang yang mendaftar bakal calon wali kota (bacawali). Di antara 18 nama itu, 6 orang merupakan kader PDIP. Nah, di antara enam orang itu, muncul tiga nama yang dianggap paling aktif melakukan personal branding.
Tiga nama itu adalah Wakil Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana, anggota DPRD Surabaya Dyah Katarina, dan anggota DPRD Jatim Armuji. ”Dari hasil survei dan pengamatan
Suyanto menjelaskan, yang berhak memberikan rekomendasi adalah DPP. Pengurus di tingkat DPD hanya menjalankan proses seleksi sesuai batas kewenangannya. Yakni, menjaring orang-orang yang dinilai memiliki kapasitas untuk memimpin Kota Pahlawan.
Kebetulan, 10 nama yang mengikuti konvensi merupakan kader PKS. Namun, Suyanto menyatakan bahwa proses penjaringan tidak hanya untuk kader maupun pengurus. ”Kita terbuka terhadap semuanya,” ucapnya. kami, mereka yang paling proaktif selama ini,” kata Awi.
Jika dilihat dari beberapa alat peragasosialisasi,tigaorangitumemang paling banyak. Baliho milik Armuji terpasang di beberapa titik. Baliho milik Dyah Katarina juga masih terpampang di sejumlah titik. Salah satunya di Banyu Urip.
Alat peraga sosialisasi milik Whisnu memang tidak sebesar milik Dyah dan Armuji. Namun, jumlahnya paling banyak. Poster Whisnu terpasang di hampir seluruh sudut gang kampung.
Sejatinya, ada beberapa nama yang merupakan tokoh dari luar partai yang akan mengikuti konvensi. Nama dokter Gamal Albinsaid salah satunya. Namun, dokter lulusan Universitas Brawijaya itu baru merapat ke PKS setelah proses konvensi di tingkat DPC (kecamatan) berjalan.
Akhmad Suyanto mengatakan, pihaknya akan mencari calon terbaik. ”Kami ingin menawarkan nama-nama yang paling bagus untuk kelanjutan pembangunan Surabaya yang lebih baik,” tegasnya.
Spanduknya juga tersebar di semua penjuru.
Terkait rekomendasi yang disebut-sebut bakal turun pada Januari, pria yang saat ini menjabat ketua DPRD Surabaya itu enggan memberikan komentar.
Awi menegaskan, rekomendasi merupakan wewenang DPP. Namun, siapa pun yang bakal direkomendasi, mantan jurnalis Tempo itu tetap menginstruksi anggotanya untuk memberikan dukungan penuh agar bisa menang pilwali.
Itu berlaku general, tidak hanya untuk Surabaya. Tapi, untuk DPC di seluruh wilayah Jawa Timur.”