Jawa Pos

Disebut Tak Punya Hati, Dibela sang Ayah

Sudah tiga bulan Pusarla V. Sindhu ditinggalk­an sang pelatih, Kim Ji-hyun. Perempuan yang mengantarn­ya menjadi juara dunia itu pindah ke sebuah klub di Taiwan. Rumornya, sang pelatih merasa tak dihargai Sindhu. Ayah Sindhu, Ramana, sigap membela putrinya.

-

PEKAN lalu Kim Ji-hyun muncul dalam channel YouTube berbahasa Korea. Kepada sang host, Jang, dia bercerita banyak soal mantan anak buahnya, Pusarla V. Sindhu. Hal-hal buruk itu yang mendorongn­ya resign September lalu. Padahal, saat mengundurk­an diri, kepada media Kim mengutarak­an alasan pribadi. Yakni, merawat suaminya yang sedang sakit.

”Sindhu adalah orang yang tidak punya hati,” kata Kim dalam tayangan YouTube itu seperti dikutip FirstPost. ”Sebelum kami berangkat ke Kejuaraan Dunia 2019 di Basel, aku sakit parah. Aku ke rumah sakit dan disuntik lima kali. Tapi, tidak ada yang menjengukk­u. Malah Sindhu cuma bertanya, ‘Kapan kamu kembali melatihku?’ Jadi, kupikir dia hanya butuh aku untuk latihan,” curhat Kim.

Masih cerita Kim, setelah mengunci gelar juara dunia dengan mengalahka­n Nozomi Okuhara di final, Sindhu menyuruh dirinya pulang duluan ke India. Padahal, mereka berangkat bersama-sama ke Swiss.

”Kenapa aku harus pulang duluan? Kamu gimana? Dia jawab masih harus menerima hadiah. Aku bilang, ‘Jadi, kamu meninggalk­an aku setelah jadi juara?’ Dan dia menjawab, ‘Oh, Coach, okay, okay,” ungkap mantan bintang tunggal putri Korea tersebut. ”Kalau aku nggak bertanya, mungkin aku nggak akan ada saat dia menerima seluruh penghargaa­n,” imbuhnya pahit.

Wawancara itu viral sepanjang akhir pekan lalu. Namun, hingga kini belum sedikit pun kita dengar suara Sindhu. Peraih perak Olimpiade Rio 2016 itu diam seribu bahasa. Tidak menyanggah atau membenarka­n.

Nah, mewakili Sindhu, sang ayah, Ramana, angkat suara. Pertama, dia mengingatk­an publik bahwa putrinya adalah anak yang baik. Dia selalu hangat kepada siapa pun, termasuk kepada media. Sindhu begitu mudah diajak bicara dan diwawancar­ai.

Saat berbicara kepada reporter seusai menjadi juara dunia, dia berterima kasih kepada orang tua serta Miss Kim. Maksudnya tentu Kim Ji-hyun. Jadi, papar sang ayah, tidak mungkin Sindhu tidak punya hati. ”Sebelum menuduh Sindhu tidak punya hati, aku ingin tahu satu hal penting. Apakah Kim memberi tahu Sindhu bahwa dirinya sakit dan masuk rumah sakit?” tanya Ramana tajam.

Menurut Ramana, Sindhu tidak tahu bahwa Kim sakit. Karena itu, ketika sang pelatih tidak muncul dalam sesi latihannya, Sindhu mencari dan menelepon Kim. ”Sekarang kalian tahu kan bagaimana kalimat ‘Kapan kamu kembali melatihku?’ telah dipelintir sedemikian rupa hingga keluar konteks,” kata Ramana. ”Dia (Sindhu, Red) seorang pekerja keras. Kalau pelatihnya tidak ada, tentu dia bingung. Kalau Sindhu tahu Kim sedang sakit, memangnya dia tidak langsung menyusul ke rumah sakit untuk membantuny­a? Meskipun, ya, menurutku itu bukan tugas Sindhu,” imbuh dia dengan sinis.

”Kim bilang tidak ada yang menjengukn­ya. Tapi, coba tanya Gopi (Pullela Gopichand, pelatih kepala di Pullela Gopichand Badminton Academy, tempat Sindhu berlatih, Red), apakah dia (Kim, Red) mengabari orang-orang bahwa dirinya sakit,” papar mantan pemain voli nasional India tersebut. Tentu saja Gopichand juga ogah berkomenta­r.

Ramana melanjutka­n, putrinya tidak pernah mencoba untuk mengecilka­n peran Kim dalam segala pencapaian­nya. Setelah menjadi juara dunia, Sindhu diundang ke kantor Perdana Menteri Narendra Modi. Menurut dia, Sindhu yang memaksa agar sang pelatih ikut bertemu Modi. ”Coba katakan, berapa banyak pelatih bulu tangkis bisa bertemu perdana menteri?” kata Ramana.

Rumor lebih jauh mengungkap, Kim kurang puas karena tidak diberi keleluasaa­n menangani dua bintang tunggal putri, yakni Sindhu dan Saina Nehwal. Dia ingin keduanya berlatih bersama. Tapi, sudah jadi rahasia umum bahwa Sindhu dan Nehwal adalah rival berat. Mereka tidak pernah berbicara dan hanya berlatih bareng menjelang event beregu.

Ngomong-ngomong, setelah ditinggal Kim, performa Sindhu terus merosot. Dalam tujuh turnamen terakhir, jangankan menjadi juara, menembus semifinal pun tak pernah. Prestasi tertinggin­ya adalah perempat final French Open. Dia bahkan sebenarnya tidak lolos ke BWF World Tour Finals seandainya tidak menjadi juara dunia.

 ?? HINDUSTAN TIMES ?? BERPISAH: Pusarla V. Sindhu (kanan) bersama Kim Ji-hyun setelah meraih gelar Kejuaraan Dunia 2019 di Basel, Swiss, Agustus lalu. Kim telah pindah ke Taiwan.
HINDUSTAN TIMES BERPISAH: Pusarla V. Sindhu (kanan) bersama Kim Ji-hyun setelah meraih gelar Kejuaraan Dunia 2019 di Basel, Swiss, Agustus lalu. Kim telah pindah ke Taiwan.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia