Jawa Pos

Ekstrahati-Hati karena Entupnya Bisa Menembus Sarung Tangan

Tawon endhas atau Vespa avinis menewaskan dua warga Klaten bulan lalu. Tawon karnivora itu ternyata juga banyak tersebar di Surabaya. Dalam satu hari, petugas Dinas Pemadam Kebakaran (DPMK) Surabaya bisa menerima permintaan bantuan evakuasi sarang tawon d

-

SALMAN MUHIDDIN, Jawa Pos

”Tulung jupukno sarung tangan sing kotor iku (tolong ambilkan sarung tangan yang kotor itu, Red),” kata Komandan Regu I DPMK Surabaya Ghea Sebastian Gufron kepada anak buahnya kemarin (23/12). Sarung tangan itu baru saja dipakai untuk mengevakua­si sarang tawon endhas. Ghea membolak-balikkan sarung tangan tersebut

untuk mencari bekas sengatan atau entup tawon yang masih tertancap.

Jika diteliti, ada jarum hitam yang masih tertancap di sana. Panjangnya mencapai 2–5 milimeter. Ketebalan kulit sarung tangan itu tak sampai 2 milimeter. Jika petugas tidak berhati-hati, sengatan pasti tembus ke tangan

J

Baju pelindung dengan desain khusus untuk menangani lebah yang dipakai petugas di Mako DPMK Pasar Turi itu tidak menjamin keamanan 100 persen. Tawon endhas sangat berbeda dengan lebah madu. Tubuh tawon madu lebih lembek. Jika dipencet pakai jari, tubuhnya hancur. Namun, tawon endhas berbeda. Mereka dilindungi cangkang keras yang membuatnya lebih kuat.

Tawon endhas juga bisa masuk ke sela-sela tangan. Mereka kuat dan ramping. Sela-sela karet di pergelanga­n tangan baju khusus itu bisa mereka susupi. Kalau sudah begitu, jangan dibayangka­n bagaimana nasib petugas tersebut. Pakai baju khusus, tapi tawonnya berada di dalam baju. Benar-benar mimpi buruk yang jadi kenyataan.

Untungnya, sampai sekarang hal itu tidak pernah terjadi. ”Kalau lebah madu enggak mungkin bisa mblusuk. Enggak kuat mereka ” lanjut Ghea.

Petugas harus selalu awas. Evakuasi tidak boleh dilakukan satu orang. Sebab, tawon endhas yang dievakuasi selalu mengeroyok siapa saja yang mendekati sarangnya. Mereka sangat teritorial.

Sebelum petugas datang, ada satu tawon yang bertugas jaga. Dia berkelilin­g ke sekitar sarang. Pemantauan itu dilakukan secara giliran. Mirip prajurit tentara yang ditugasi komandanny­a untuk menjaga markas.

Saat petugas mendekat, matamata itu langsung memberikan sinyal kepada prajurit lain yang berada di sarang. Saat menyengat, tawon mengeluark­an feromon yang memancing kawan-kawannya untuk ikut menyerang.

Warga Klaten paling sering mendapat serangan tawon endhas. Beberapa korban yang selamat mengatakan, mereka merasakan sakit yang luar biasa. Badan demam tinggi dan kepala sangat pusing.

Baju pelindung berwarna putih bak astronot itu ternyata juga harus dilapisi seragam PMK biar petugas tak merasakan siksaan tersebut. Selain itu, helm PMK harus dipakai. Sebab, jika cairan racun dari sengatan lebah tersebut terkena mata, imbasnya bisa sangat berbahaya. ”Karena jaring penutup kepala itu kan elastis. Suatu saat bisa menempel ke wajah. Makanya harus pakai helm pelindung,” lanjut pria yang sudah lima tahun mengabdi di DPMK Surabaya itu. Komandan Peleton DPMK

Surabaya Muhammad Didik menerangka­n bahwa setiap satwa bisa membahayak­an jika tidak ditangani dengan benar. Apalagi tawon yang memiliki sengatan mematikan. Karena itu, dia menyaranka­n seluruh warga Surabaya menghubung­i Command Center di nomor 112 untuk meminta bantuan. ”Evakuasi ular kobra, kera, kucing itu biar kami saja. Apalagi tawon endhas. Jangan coba-coba memindahka­nnya sendiri,” kata Didik.

Karena laporan tentang tawon semakin banyak, DPMK membeli lebih banyak baju khusus itu. Sekarang urusan tawon tidak hanya menjadi tanggung jawab Tim Orong-Orong DPMK. ”Lima rayon yang ada di Surabaya juga sudah punya baju khusus itu,” ungkap dia.

 ?? PUGUH SUJIATMIKO/JAWA POS ?? BERLAPIS: Tim PMK dengan baju pelindung dari serangan tawon endhas. Baju ini harus selalu dikenakan saat mengevakua­si sarang tawon endhas.
PUGUH SUJIATMIKO/JAWA POS BERLAPIS: Tim PMK dengan baju pelindung dari serangan tawon endhas. Baju ini harus selalu dikenakan saat mengevakua­si sarang tawon endhas.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia