Peringati Hari Ibu sambil Belajar Olah Sampah
GRESIK, Jawa Pos – Memanfaatkan momen peringatan Hari Ibu, Asosiasi Bank Sampah Gresik (Asbag) mengadakan kegiatan positif. Yakni, menebar pengetahuan tentang pengolahan sampah. Pesertanya adalah ibu-ibu dari beragam kalangan. Mulai ibu-ibu PKK Desa Banyuurip, Kecamatan Kedamean, hingga para kader lingkungan.
Pelatihan tersebut juga dikemas berbeda. Para peserta diajak memakai dress code berupa kebaya. Dalam kesempatan itu, ibu-ibu dilatih beragam aktivitas yang biasa dilakukan di bank sampah. Mulai pengangkutan, penimbangan, pencatatan, hingga pemilahan. Selain itu, peserta mendapatkan ilmu mengelola dan memanfaatkan sampah.
Menurut Ketua Asbag Siti Fitriah, sosialisasi kali ini merupakan bagian dari pelaksanaan program Gerakan Nasional Pilah Sampah di Rumah. ’’Selain itu, bagian dari peringatan Hari Ibu. Kenapa kami pilih dress code kebaya? Ini satu bukti rasa cinta kami kepada kekayaan budaya asli Indonesia,’’ ungkapnya.
Fitri menyebut peran kaum perempuan kini semakin vital. Tidak hanya bertanggung jawab pada keluarga, mereka juga berkontribusi besar untuk ikut menata lingkungan di permukiman masing-masing. ’’Termasuk membantu mengurangi timbunan sampah,’’ katanya.
Melalui kegiatan tersebut, lanjut dia, pihaknya berharap ke depan para ibu-ibu semakin sadar pentingnya bank sampah. ’’Kami akan terus bergerak dan melangkah untuk mengurangi sampah, menjadikan sampah bernilai ekonomi, serta terus menularkannya,’’ ujar Fitri.
GRESIK, Jawa Pos – Tim penegak hukum bisa saja bergerak untuk mengusut proyek infrastruktur yang diduga menyimpang. Betapa tidak, dari hasil inspeksi anggota dewan, terungkap sejumlah proyek yang terindikasi tidak sesuai harapan. Padahal, anggaran yang dipakai bersumber dari APBD.
Kemarin (23/12) giliran anggota Komisi III DPRD Gresik melakukan inspeksi ke proyek Jalan Cerme–Metatu. Wakil rakyat juga mencium adanya indikasi kejanggalan. Misalnya, tembok penahan tanah (TPT) dari batu kali yang sudah ambrol. Penyebabnya adalah pemasangan batu yang tidak rapat. ’’Lha ini kan belum selesai, wong belum diaspal kok sudah ambrol. Nanti bagaimana?’’ kata Sekretaris Komisi III DPRD Gresik Abdullah Hamdi.
Lalu, bagaimana progres pekerjaan proyek tersebut? Politikus PKB itu menyebutkan, dari pantauannya, progresnya kurang banyak. Sebut saja pemasangan box culvert. Setidaknya, sekitar 300 meter box culvert belum terpasang. Demikian juga pengaspalan. Padahal, waktu tahun anggaran ini hanya tersisa tiga hari lagi. ’’CTB belum, agregat belum, aspal sudah ada tapi sebagian. Untuk box culvert kurang 20 persenan,’’ ungkapnya.
Karena itu, pihaknya meminta pemerintah agar mengambil langkah tegas. Dari pengamatan dan evaluasi, pengerjaan proyek infrastruktur selama 2019 ini terbilang negatif. ’’Banyak proyek yang habis masa kontraknya, tapi belum selesai. Nah, sebagai lembaga controlling dan budgeting, kami minta ketegasan eksekutif. Kami merekomendasikan rekanan-rekanan yang bersangkutan itu agar di-blacklist,’’ jelasnya.
KetuaKomisiIIIDPRDGresikAsroin Widyana menyatakan, inspeksi tersebut dilakukan secara intensif karenahinggasaatinibanyakproyek yangbelumselesai.Lokasiinspeksi memangsengajadipilihsecaraacak. ’Selanjutnya,komisitetapmendorong pemerintah untuk memberikan sanksi kepada pelaksana yang tidak mampu menyelesaikan proyek tepat waktu,’’ ungkapnya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang PUTR Pemkab Gresik Gunawan Setiaji menuturkan, hingga kini, pihaknya masih menunggu sampai batas akhir pembayaran untuk tahun anggaran 2019. Yakni, 27 Desember nanti. Nah, apabila pelaksana proyek tidak mampu melaporkannya hingga tanggal itu, pihaknya akan memberikan sanksi. ’’Tapi, kami masih menunggu hingga jadwal terakhir,’’ ujarnya.
Berdasar informasi, alokasi anggaran proyek Jalan Cerme– Metatu tersebut mencapai Rp 12 miliar. Jumlah itu digunakan untuk peningkatan jalan sekaligus pembuatan drainase. Sebab, selama ini jalan tersebut sering rusak karena aliran air terhambat.