Jawa Pos

Angka Terendah Selama 11 Tahun

-

SIDOARJO, Jawa Pos – Menjelang Natal dan tahun baru, harga sejumlah komoditas barang dan jasa biasanya naik. Kenaikan itu tentu akan berdampak pada tingkat inflasi. Untuk mengantisi­pasinya, Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Sidoarjo melangsung­kan rapat koordinasi di Aula Fave Hotel kemarin (23/12).

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sidoarjo Indriya Purwanings­ih menyatakan, tingkat inflasi Kota Delta pada Januari–Oktober 2019 mencapai 1,28 persen. Meski data dua bulan terakhir belum dimasukkan, dia yakin inflasi tersebut lebih rendah daripada tahun lalu 2,7 persen. ’’Masih terkendali,’’ katanya.

Indriya sudah melakukan penghitung­an. Jika angka inflasi November dan Desember sama dengan tahun lalu, kumulatifn­ya tidak akan melebihi 2,7 persen. Sebaliknya jauh di bawah itu. ’’Sekitar 2,11 persen,’’ katanya. Hal tersebut menandakan bahwa capaian inflasi berada di titik terendah selama 11 tahun terakhir.

Lantas, apa ada komoditas yang dipantau? Indriya menyatakan ada beberapa barang dan jasa yang menjadi penyumbang terbesar. Selain angkutan udara dan kontrak rumah, nilai jual kebutuhan pangan mulai melonjak akhir tahun ini. Misalnya, telur dan daging ayam. ’’Tapi tidak terlalu signifikan. Harganya fluktuatif,’’ tuturnya.

Kabag Perekonomi­an Kabupaten Sidoarjo Chusnul Inayah menambahka­n, target inflasi nasional sekitar 3 persen. Dia yakin Kota Udang tidak akan melebihi angka tersebut. Sebab, upaya pengendali­an telah dilakukan. Mulai operasi pasar hingga persiapan penyediaan pasokan bersama Bulog. ’’Walau ada kenaikan harga, lonjakanny­a tetap terkendali,’’ paparnya.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia