Jawa Pos

Warga Dusun Demeling Tutup Akses PT TBL

Tuntut Penanganan Dampak Pencemaran Batu Bara

-

SIDOARJO, Jawa Pos – Setiap hari teras rumah Eko Purwanto penuh debu. Debu itu tidak biasa. Saat dioleskan ke tangan, bercak hitam membekas di kulit. ’’Ini debu bekas pembakaran batu bara,’’ ujar warga Dusun Demeling, Gedangan, tersebut.

Eko mengeluh. Sebab, polusi datang dari salah satu perusahaan yang tidak jauh dari permukiman­nya di RW 3 dan 4. Warga terdampak lain, Sigit Heru Cahyono, menambahka­n bahwa penggunaan bahan bakar batu bara berdampak pada sumur warga. Airnya keruh dan sedikit berbau. Jika digunakan untuk mencuci baju, kain putih menjadi kecokelata­n. ’’Gak bisa digunakan. Untuk konsumsi, itu bahaya bagi kesehatan,’’ tuturnya.

Perusahaan yang mencemari lingkungan tersebut adalah PT Tunas Baru Lampung (TBL) Tbk. Karena geram, Heru bersama puluhan warga berdemo di depan pintu perusahaan yang beralamat di Jalan Raya Surabaya–Malang No 147-A Desa Gedangan kemarin (23/12).

Dia menuturkan, pihaknya memblokade akses masuk perusahaan. Tujuannya, tuntutan masyarakat terdampak segera direspons. ’’Tidak ada tanggapan sama sekali,’’ tutur Heru yang juga koordinato­r aksi.

Pria 47 tahun itu menjelaska­n, warga kesulitan air bersih. Sebanyak 350 kepala keluarga (KK) terdampak. Mayoritas menggunaka­n air sumur. ’’Cuma ada satu titik air bersih dari PDAM. Itu pun kami beli,’’ katanya. ’’Kami minta ada kompensasi dari TBL. Buat titik baru. Perbanyak pipa sambungan ke rumah,’’ lanjutnya.

Berdasar pantauan kemarin (23/12), saluran pembuangan perusahaan, baik di sisi utara maupun selatan, tampak ada titik-titik hitam yang mengalir. Di pinggir saluran itu, terdapat puluhan karung yang berisi abu batu bara. ’’Ya benar itu limbah dari hasil pembakaran batu bara,’’ kata Suseno, staf Divisi Legalitas & Personalia PT TBL Tbk, saat dikonfirma­si.

Seno, sapaannya, menyatakan bahwa puluhan karung itu merupakan hasil normalisas­i drainase. ’’Kami tanggung jawab akan hal ini. Namun, aliran sungai tidak dilalui perusahaan saya saja. Perusahaan lain juga,’’ ucapnya. ’’Secara kasatmata memang didominasi limbah batu bara. Kami akan berbenah,’’ tambahnya.

Dia melanjutka­n, abu batu bara menyebar karena ada kebocoran di dapur pembakaran. ’’Bulan-bulan ini kerusakann­ya parah. Kalau ditambal, perbaikan tidak maksimal. Perlu renovasi total,’’ paparnya.

Seno mengatakan, pihak perusahaan berkomitme­n menyelesai­kan masalah tersebut. Fokus utama adalah normalisas­i drainase. Untuk menambah titik air bersih, dia masih bernegosia­si dengan warga. ’’Siap menambah 20 titik. Tapi, mereka tidak puas, lalu minta sekitar 79 titik,’’ paparnya.

 ?? ROBBY KURNIAWAN/JAWA POS ?? HASIL PENGERUKAN: Sumarto, warga Dusun Demiling, menunjukka­n tumpukan karung berisi abu batu bara di pinggir drainase kemarin.
ROBBY KURNIAWAN/JAWA POS HASIL PENGERUKAN: Sumarto, warga Dusun Demiling, menunjukka­n tumpukan karung berisi abu batu bara di pinggir drainase kemarin.
 ??  ??
 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia