Pilih Jenis Olahraga yang Tidak Ngoyo
Andreas Budijanto Hobi Gowes sejak 2008
SURABAYA, Jawa Pos – Bagi Andreas Budijanto, olahraga bukan hanya sebuah aktivitas untuk mencegah gangguan kesehatan pada tubuh. Lebih dari itu, olahraga juga berguna untuk refreshing di tengah padatnya rutinitas kerja. ”Olahraga juga tidak harus yang berbiaya tinggi demi sebuah gengsi. Yang penting bisa untuk menyegarkan pikiran meski tubuh sedang tidak dalam masalah,” jelas pria asli Surabaya itu saat ditemui di kantornya kemarin (23/12).
Alasan itulah yang membuat kepala cabang Auto2000 Ahmad Yani tersebut selalu menyempatkan berolahraga. Ada satu olahraga yang dilakukan Andreas sejak 11 tahun terakhir. Yakni, bersepeda. Sejak 2008, pria yang kini berusia 56 tahun itu gemar mengayuh sepeda.
Memang dia tidak memiliki waktu khusus untuk melakukan kegemarannya itu. Asal ada waktu luang, dia bawa sepedanya ke luar rumah. ”Tapi, paling sering sih saya bersepeda hari Minggu bersama tiga teman,” ucap ayah dua anak tersebut.
Minimal Andreas mengelilingi kompleks Citraland, tempat tinggalnya. ”Gowes sekitar 30 menit cukup. Yang penting badan gerak dan berkeringat,” tuturnya. Untuk mendukung hobi bersepedanya itu, Andreas punya dua sepeda kesayangan yang setia menemaninya olahraga. ”Ini yang Polygon saya beli tahun 2010. Sampai sekarang masih awet dan sering saya pakai,” ujarnya.
Kemudian, yang terbaru, tahun lalu Andreas membeli sepeda lipat (seli) merek Brompton special edition warna gold. Sepeda seharga Rp 40 juta tersebut hanya ada 1.000 unit di Asia. ”Semenjak punya seli ini, frekuensi pemakaian sepeda saya yang satunya jadi berkurang. Lebih enak pakai Brompton karena enteng, praktis dibawa ke manamana dan bisa dicengkiwing,” katanya, lantas tertawa.
Selain itu, Brompton bisa dijadikan investasi. ”Bagi para penggemar Brompton, apalagi yang punya sertifikat special
edition, itu sama saja dengan menyimpan uang. Semakin tahun, harganya juga ikut naik,” tutur Andreas yang bergabung di Auto2000 sejak 1990.
Di sisi lain, sebelum gowes, sebenarnya Andreas pernah hobi main basket. Namun, saat menginjak usia 45 tahun, dia pensiun dari olahraga tersebut. Sebab, dia mendapat nasihat dari lingkungan sekitar bahwa orang yang sudah berumur 40 tahun ke atas harus menyadari fisiknya sudah menurun.
Karena itu, tidak boleh memaksakan diri melakukan olahraga terlalu berat. ”Risiko kalau sudah kepala empat masih olahraga berat, sendi atau lututnya bisa rusak. Makanya, sejak itulah saya memilih olahraga yang tidak
ngoyo. Yaitu, bersepeda dan sering jalan kaki di pagi hari,” tutur alumnus Untag Surabaya tersebut.