Jawa Pos

Tanah Longsor, Tiga Desa Lumpuh

- TULUNGAGUN­G, (lil/ris/c4/end)

Hujan deras sejak Jumat sore (27/12) hingga malam kemarin (28/12), mengakibat­kan tanah longsor di tiga desa. Yakni, Desa Geger, Kedoyo, dan Tugu, Kecamatan Sendang. Tidak ada korban jiwa dalam bencana tersebut.

Namun, tiga rumah rusak dan tiga jalan antardusun dan desa sempat terputus akibat tertimbun longsoran tanah. Sementara waktu warga setempat juga tak bisa beraktivit­as. Termasuk memasok susu sapi ke pengepul.

Berdasar pantauan koran ini, titik longsor terparah ada di Dukuh Mbaraan dan Dusun Sukorejo, Desa Geger. Akses utama Dukuh Mbaraan ke arah Desa Geger lumpuh total. Penyebabny­a, material dari tebing setinggi kurang lebih 30 meter itu melorot menutup jalan hingga 50 meter ke bawah. Bahkan, ketebalan longsor mencapai 2 meter. Tentu untuk membersihk­an tak cukup hanya kerja bakti warga. Diperlukan alat berat, misalnya ekskavator, guna membersihk­an longsoran tersebut agar bisa cepat selesai.

”Dalam kondisi seperti ini, sangat diperlukan alat berat. Sebab, material longsorann­ya tebal. Tapi, tampaknya, alat berat pun butuh dua hari untuk bisa bersih total,” jelas Imam Mukti, salah seorang warga setempat yang sedang kerja bakti bersama warga lainnya.

Dia mengatakan, longsor bukan kali pertama ini terjadi di daerahnya. Sebelumnya, di titik yang sama pernah terjadi tanah longsor, tapi tergolong ringan. Diduga karena curah hujan cukup tinggi Jumat lalu (27/12), longsor kedua tersebut cukup parah. Warga mengetahui peristiwa itu terjadi sekitar pukul 16.30, dari suara gemuruh tanah. ”Warga yang mengetahui langsung mengecek ke sini. Kemudian, melapor ke para perangkat desa,” jelasnya

Akibat longsoran itu, warga setempat, khususnya Dukuh Mbaraan dan Bengkok masuk Dusun Sukorejo, Desa Geger, tak bisa beraktivit­as sementara. Jika mau pergi ke arah Desa Geger, mereka harus memutar jauh, kurang lebih 5 kilometer. ”Kami berharap segera ada bantuan alat berat. Sebab, kalau hanya mengandalk­an kerja bakti, bisa selesai 15 hari ke atas,” jelasnya

Material longsor juga menimbun jalan antardesa. Tepatnya di Dukuh Watu Wayang, Dusun Krajan, Desa Tugu. Jalan tersebut merupakan akses penghubung ke arah Desa Nyawangan. Jalur itu memiliki peran vital karena merupakan akses perekonomi­an warga setempat. Sebab, banyak warga yang menggantun­gkan ekonominya menjadi peternak sapi di koperasi tani (koptan) setempat.

”Sore kemarin tertutup total. Ada beberapa pohon seperti kelapa, mahoni, dan durian tumbang. Akibatnya, sejak pukul 19.00 kemarin, kami dan warga melakukan kerja bakti. Memotong pohon agar jalan bisa dilewati sepeda motor,” terang Kepala Desa Tugu Parlan.

Imbas dari longsoran itu, kata Parlan, kendaraan pengangkut susu Sabtu pagi (28/12) dialihkan ke jalur lain. Yakni, ke jalan Dusun Sukorejo, Desa Tugu dan Desa Sendang. ”Kalau lewat jalur lain, memutar kurang lebih 2 kilometer dan kondisi jalannya rusak,” tuturnya.

Parlan berharap, kerja bakti yang dilakukan warga bisa segera selesai agar perkonomia­n warga tidak terganggu.

 ?? SITI NURUL LAILIL M/JAWA POS RADAR TULUNGAGUN­G ?? JALAN DIALIHKAN: Warga membersihk­an longsoran tanah yang menutup jalan di Dukuh Watu Wayang, Desa Tugu, kemarin.
SITI NURUL LAILIL M/JAWA POS RADAR TULUNGAGUN­G JALAN DIALIHKAN: Warga membersihk­an longsoran tanah yang menutup jalan di Dukuh Watu Wayang, Desa Tugu, kemarin.
 ?? JAWA POS RADAR JEMBER ?? TERHAMBAT: Jalur penghubung dua wilayah, Desa Pasrujambe, Kecamatan Pasrujambe, dengan Desa Penanggal, Kecamatan Candipuro, baru bisa dilewati kemarin (28/12).
JAWA POS RADAR JEMBER TERHAMBAT: Jalur penghubung dua wilayah, Desa Pasrujambe, Kecamatan Pasrujambe, dengan Desa Penanggal, Kecamatan Candipuro, baru bisa dilewati kemarin (28/12).

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia