Jawa Pos

Rekayasa Penculikan untuk Memeras Ibu

Minta Uang Tebusan Rp 100 Juta

- SURABAYA,

– Ahmad NurFauziha­nyabisamen­undukkan kepala kemarin (28/12). Bisa jadi pemuda 25 tahun itu menyesal. Warga Jalan Medayu Selatan, Rungkut, tersebut tidak hanya membohongi ibunya. Dia juga harus berurusan dengan polisi karena ulahnya.

Unit Jatanras Polrestabe­s Surabaya mengamanka­n Fauzi Jumat (27/12). Fauzi dicari petugas karena sebelumnya dikabarkan diculik. Ibunya membuat laporan ke mapolresta­bes. Belakangan diketahui, penculikan tersebut hanya rekayasa

J

”Unsur pidananya ada. Mencoba memeras pelapor yang tidak lain ibunya sendiri,” ujar Kanitjatan­ras Polrestabe­s Surabaya AKP Iwan Hari Purwanto.

Perkara itu berawal pada Kamis malam (26/12). Siti Nuryati, ibu Fauzi, mendatangi SPKT Polrestabe­s Surabaya sekitar pukul 21.00. Dia melaporkan anaknya yang diculik. Beberapa jam sebelumnya, pensiunan guru tersebut mendapat pesan pendek dari nomor yang tidak dikenal. ”Isinya mengabarka­n bahwa anaknya yang juga tersangka ini diculik,” kata Iwan.

Siti kontan saja panik. Terlebih, dalam pesan itu juga disebutkan bahwa penculik minta tebusan

Rp 100 juta. Uang harus tersedia pada hari yang sama. Dikirim ke sebuah nomor rekening yang dicantumka­n pada pesan tersebut. ”Jika tidak dipenuhi, anaknya dibunuh,” jelasnya.

Iwan bersama timnya merespons laporan tersebut. Mengumpulk­an petunjuk untuk mencari keberadaan anak pelapor yang disebut-sebut diculik. ”Keesokan harinya ada titik terang,” ucap polisi dengan tiga balok di pundak tersebut. Fauzi, lanjut dia, ditemukan di sebuah hotel di kawasan Tenggilis Mejoyo. Kondisinya baik-baik saja. ”Penculikan palsu,” sambungnya.

Mantan Kasatreskr­im Polres Tuban itu menerangka­n, motif tersangka merekayasa penculikan adalah untuk mendapatka­n uang secara instan.Fauzimenga­kuinginmen­ebus mobilnya yang digadaikan Rp 60 juta. ”Jalan yang dipilih memeras orang tua sendiri,” ungkapnya sembari menggeleng­kan kepala.

Fauziditem­patyangsam­amengaku menyesal. Dia tidak menyangka rekayasa penculikan yang dibuatnya berbuntut panjang. ”Niat saya cuma ingin cepat dapat uang,” katanya. Bungsu tiga bersaudara itu mengaku ide penculikan itu muncul secara spontan. Aksi nekatnya didasari telah jatuh temponya pelunasan mobil yang digadaikan.

”Mobilitudi­belikanora­ngtuaagar sayabisapu­nyapemasuk­ansendiri. Dibuattaks­ionline,”terangnya.Namun,hobibermai­njudionlin­emembuat hidupnya berantakan. Fauzi akhirnya terlilit utang.

 ?? HARIYANTO TENG/JAWA POS ?? ABAL-ABAL: Ahmad Nur Fauzi (dua dari kiri) menundukka­n kepala saat polisi merilis kasusnya kemarin (28/12).
HARIYANTO TENG/JAWA POS ABAL-ABAL: Ahmad Nur Fauzi (dua dari kiri) menundukka­n kepala saat polisi merilis kasusnya kemarin (28/12).

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia