Jawa Pos

Prioritask­an Pengembali­an Dana Nasabah

Kemen BUMN Siapkan Skema Penyelesai­an Kasus Jiwasraya Kejagung Periksa Saksi Terkait Pengelolaa­n Aset

-

JAKARTA, Jawa Pos – Kejaksaan Agung (Kejagung) mulai mendalami aset-aset PT Asuransi Jiwasraya (AJS) dalam penyidikan kasus dugaan korupsi dan fraud. Pada saat bersamaan, Kementeria­n Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tengah menyiapkan sejumlah mekanisme terkait dengan upaya pengembali­an dana polis nasabah-nasabah asuransi pelat merah itu

Kemarin Kejaksaan Agung memanggil enam saksi terkait kasus dugaan tindak pidana korupsi dan fraud di PT Asuransi Jiwasraya. Para saksi merupakan wakil dari sejumlah perusahaan swasta pengelola aset yang diduga berkaitan dengan aset PT AJS.

Mereka, antara lain, Direktur PT Pan Arcadia Asset Management Irawan Gunari, Direktur PT Sinar Mas Asset Management Alex Setyawan, Direktur PT MNC Asset Management Frery Kojongian, dan Direktur PT Pool Advista Asset Management Ferro Budhimeila­no. Dua saksi lain adalah mantan Direktur Pemasaran PT GAP Asset Management Arifadhi Soesilarto danmantanm­arketingPT­GAPAsset Management Ratna Puspitasar­i.

Alex selesai menjalani pemeriksaa­n dan meninggalk­an Kejagung pukul 17.30. Disusul Irawan yang keluar 30 menit kemudian. Keduanya enggan berkomenta­r soal keterkaita­n pengelolaa­n aset PT AJS dengan kasus dugaan tindak pidana korupsi dan gagal bayar perusahaan asuransi itu. ”Tanya penyidikny­a, jangan tanya saya. Maaf saya nggak bisa,” ujar Irawan saat hendak meninggalk­an Gedung Bundar JAM Pidsus Kejagung.

Menurut situs resmi PT Sinarmas Asset Management, Alex Setyawan menjabat direktur utama sejak Agustus 2017. Alex juga disebutkan memiliki izin sebagai wakil agen penjual efek reksa dana dan wakil manajer investasi dari Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK).

Sementara itu, Irawan, dalam situs resmi PT Pan Arcadia Capital, tercatat sebagai direktur utama PT Dhanawibaw­a Manajemen Investasi, bagian dari perusahaan kapital tersebut. Irawan memiliki latar belakang sebagai analis kredit dan beberapa kali memimpin perusahaan efek sejak 1990.

Sebelumnya, Direktur Penyidikan Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus (JAM Pidsus) Kejagung Febri Ardiansyah menyebutka­n, pihaknya mulai mendalami aset-aset PT AJS. Per 15 Oktober 2018, tercatat perusahaan asuransi pelat merah itu memiliki aset investasi senilai Rp 32,7 triliun. Di dalamnya termasuk deposito, obligasi, dan properti.

Sementara itu, empat kendaraan yang diduga milik tersangka dibawa ke Kejagung. Terdiri atas 1 mobil Toyota Alphard, 2 mobil Mercedes-Benz, dan 1 sepeda motor Harley-Davidson. Motor Harley-Davidson dan satu mobil Mercedes-Benz datang pada Rabu (15/1) malam.

Informasi dari orang yang mengantar, dua kendaraan tersebut milik Hendrisman Rahim, mantan direktur utama PT AJS. Saat ini dia telah ditahan. Pihak Kejagung belum memberikan pernyataan resmi soal kepemilika­n kendaraank­endaraan itu. ”Untuk barang sitaan akan kami umumkan besok (hari ini, Red),” ucap Kapuspenku­m Kejagung Hari Setiono.

Dana Nasabah Di bagian lain, Kementeria­n BUMN membeberka­n beberapa fokus yang akan dikejar sebagai solusi penyelesai­an kasus AJS. Fokusnya diarahkan pada unsur bisnis agar uang nasabah bisa kembali. Salah satunya upaya restruktur­isasi utang. ”Langkah pertama adalah restruktur­isasi utang-utang Jiwasraya, khususnya untuk saving plan, yang ditargetka­n bisa selesai kuartal I 2020,” ujar Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga.

Arya juga menyinggun­g pembentuka­n perusahaan holding. Menurut dia, pendirian perusahaan holding mampu membantu penyelesai­an kasus AJS. Namun, Kementeria­n BUMN masih menunggu selesainya peraturan pemerintah terkait holding tersebut. ”Kami harapkan prosesnya cepat. Kami harus mematuhi regulasi di mana tidak bisa membuat holding tanpa peraturan pemerintah,” tambahnya.

Opsi solusi berikutnya, kata Arya, adalah kerja sama beberapa BUMN dengan AJS untuk membentuk anak perusahaan. Anak perusahaan tersebut diproyeksi­kan untuk bisa menarik investor-investor baru. ”Harapannya, kuartal pertama bisa (terbentuk, Red) dan ada investor masuk sehingga dana dari situ dapat dikembalik­an ke nasabah,” bebernya.

Menjual portofolio saham Jiwasraya juga disebut Arya sebagai salah satu solusi. Nanti dilihat saham-saham yang bisa dijual dengan harga yang baik. ”Kami harapkan langsung ada dana cash yang bisa dihasilkan dari hal tersebut,” ucapnya.

Ditemui di istana kepresiden­an, Menteri BUMN Erick Thohir memastikan bahwa pemerintah belum memiliki rencana menyuntikk­an dana APBN untuk Jiwasraya. Solusinya tetap sesuai rencana, yakni melakukan ”holdingisa­si”. Dengan cara tersebut, Erick menjamin dana nasabah akan bisa dikembalik­an. Namun, prosesnya dilakukan bertahap.

Holdingisa­si akan dimulai pada pertengaha­n atau akhir Februari. ”Karena memang kita harus mengikuti step-step dari pembentuka­n holding itu sendiri,” ujarnya.

Bos Mahaka Group tersebut m e n a m b a h k a n , d e n g a n holdingisa­si, akan ada cash flow

yang masuk sekitar Rp 1,5 hingga 2 triliun. Kemudian, dari pembentuka­n Jiwasraya Putra, pihaknya akan mencarikan strategic partner

yang akan menghasilk­an Rp 1–3 triliun. Selain itu, saat ini masih ada aset saham Jiwasraya yang sudah dideteksi. Valuasinya mencapai Rp 2–3 triliun.

Perhitunga­n tersebut akan dibawa ke DPR bersama dengan menteri keuangan pada 20 Januari. ”Yang penting kami menjelaska­n secara terbuka, transparan, dan yang pasti kami sangat amat mempriorit­askan, sesuai arahan presiden, untuk penyelesai­an nasabah,” tandasnya.

Direktur Utama Jiwasraya Hexana Tri Sasongko menjelaska­n, saat ini pihaknya bersama Kementeria­n BUMN telah membentuk Tim Percepatan Penyelesai­an dan Penyehatan Jiwasraya. ”Sekarang lagi dibicaraka­n bagaimana langkah-langkah penyelesai­annya. Penyehatan Jiwasraya tentu melibatkan domain dari pemegang saham,” ujar Hexana saat menjadi pembicara dalam FGD (focus group discussion)

Fraksi Partai Nasdem kemarin.

Menurut Hexana, saat ini Jiwasraya belum menjadi holding. Nanti ada instrumen investasi yang dikeluarka­n dan akan dibeli holding. Intinya, penyelesai­an bakal dilakukan secara bertahap sesuai dengan profit yang diterima. ”Setiap profit yang diterima akan kita pakai untuk menyelesai­kan kewajiban secara bertahap,” papar dia.

Ada sejumlah mekanisme yang akan dilakukan. Di antaranya, melakukan profiling nasabah. Selanjutny­a, mencari solusi yang terbaik dan mengalokas­ikan secara bertahap dari profit yang masuk.

Hexana juga menegaskan bahwa dalam sistem asuransi tidak dikenal istilah bailout. Yang ada bail-in dari pemegang saham. Mekanismen­ya selama ini menggunaka­n mekanisme bisnis. Yaitu, dengan membentuk Jiwasraya Putera yang mengganden­g distributi­on agreement dari empat BUMN, yakni PT Bank Tabungan Negara, PT Pegadaian, PT Kereta Api Indonesia, dan PT Telkomsel.

Kasus ASABRI Dugaan adanya penyimpang­an pada PT Asuransi Sosial Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ASABRI) mendapat perhatian Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto. Staf Khusus Menhan Bidang Komunikasi Publik dan Hubungan Antarlemba­ga Dahnil Anzar Simanjunta­k menyampaik­an, Menhan sudah mendapat laporan tentang dugaan korupsi di tubuh ASABRI. ”Menhan sedang mempelajar­i dan menunggu informasi lengkap permasalah­annya dari menteri BUMN dan BPK,” terang Dahnil.

Menurut dia, Menhan ingin memastikan seluruh dana yang setiap bulan dipotong dari penghasila­n prajurit TNI dan PNS Kemenhan aman dan tidak terganggu. Dahnil menyebutka­n, dari total keseluruha­n aset yang dimiliki ASABRI saat ini, sebagian bersumber dari iuran pensiun prajurit TNI, anggota Polri, serta PNS di TNI, Polri, dan Kemenhan. ”Dari total gaji pokok mereka setiap bulan dipotong 4,75 persen untuk iuran pensiun dan 3,25 persen tunjangan hari tua,” paparnya.

Pakar asuransi sosial Chazali Situmorang menyayangk­an kondisi PT ASABRI saat ini. Menurut dia, situasi tersebut tidak akan terjadi jika ASABRI bergabung dengan Badan Penyelengg­ara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagake­rjaan sejak awal pada 2014. ”Tapi kan dalam UU komprominy­a 2029 diserahkan ya.”

 ?? MUHAMAD ALI/JAWA POS ?? SAKSI: Direktur PT Pan Arcadia Asset Management Irawan Gunari setelah menjalani pemeriksaa­n di Gedung Bundar Kejagung kemarin.
MUHAMAD ALI/JAWA POS SAKSI: Direktur PT Pan Arcadia Asset Management Irawan Gunari setelah menjalani pemeriksaa­n di Gedung Bundar Kejagung kemarin.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia