Banyak Bukaan di Lantai Atas
Ketika hendak membangun rumah, desain dan kebutuhan ruang harus disesuaikan dengan kondisi kontur tanah. Ada kalanya lahan yang akan digunakan untuk membangun ada kemiringan, atau bahkan konturnya naik. Seperti rumah yang berada di Coblong, Bandung ini.
TANTANGAN yang dihadapi Dicka Ramadhan saat merancang rumah di Coblong, Bandung, ini adalah kondisi tanah dengan kemiringan atas alias upslope. Sementara itu, pemilik rumah meminta ada area basement. Area tersebut digunakan untuk servis, garasi, dan workshop.
Karena kondisi tersebut, Dicka mengeruk tanah sedalam 3 meter untuk membangun
basement dengan total luas 57 meter persegi. Arsitektur jebolan Universitas Parahyangan, Bandung, itu kemudian menyisakan sekitar 1 meter untuk akses masuk ke rubanah.
Workshop itu sangat dibutuhkan pemilik rumah yang memiliki bisnis di bidang konfeksi. Dia menginginkan area tersebut terpisah dengan area keluarga supaya privasi penghuni rumah pun tidak terganggu.
Basement itu tampak luas dari depan berkat pemasangan pagar expanded metal hitam yang memiliki tinggi sekitar 2,4 meter. Dicka sengaja memilih pagar bermotif lubang itu untuk menunjukkan sifat si pemilik yang terbuka dalam urusan bersosialisasi. ’’Jenis pagarnya yang geser. Bukan lipat. Supaya lebih mudah ketika membuka dan menutup,” terangnya.
Untuk menuju lantai 1 dan 2, ada tangga dengan lebar 1 meter. Warna pagar dan railing-nya hitam. ’’Warna rumah ini tidak jauh dari hitam, abu-abu, cokelat, dan putih. Favorit pemilik rumah sih. Warna itu juga kental dengan gaya minimalis,” jelasnya.
Desain rumah tersebut secara keseluruhan unik. Fasadnya hanya berbentuk balok, minim ventilasi, dan bergaya unfinished. Tapi, urusan sirkulasi udara tetap aman. Karena bukaan dihadirkan di tempat lain. Salah satunya di lantai 2. Angin bisa bebas masuk ketika pintu kaca di lantai atas itu dibuka. ’’Ada kaca memanjang di bagian fasad karena rumah ini menghadap langsung ke cahaya matahari,” tutur Dicka.