Jawa Pos

Eduardo Ditarget Lima Besar

-

SLEMAN, Jawa Pos – Masa depan Seto Nurdiantor­o sempat mengambang. Ketika mayoritas tim Liga 1 sudah merilis pelatih anyar, Seto malah menunggu kepastian dari manajemen PSS Sleman. Kepastian itu akhirnya dia peroleh kemarin. Sayang, bukan berita baik yang diterima Seto. Melainkan, Seto akhirnya harus mengakhiri masa baktinya bersama tim berjuluk Super Elang Jawa tersebut.

Keputusan itu sangat mengejutka­n. Padahal, Seto adalah pelatih yang membawa PSS meraih tiket promosi Liga 1 2019. Bahkan, meski berstatus tim promosi, musim lalu PSS bisa bersaing di papan atas. Sebagai pengganti Seto, PSS mendatangk­an Eduardo Perez sebagai pelatih kepala.

Chief Executive Officer (CEO) PT PSS Sleman Fatih Chabanto memaparkan alasan manajemen tak lagi melanjutka­n kerja sama dengan Seto. Menurut Fatih, negosiasi dengan Seto sebetulnya sudah terjalin enam kali. Namun, dari pertemuan tersebut, tidak pernah ada hasilnya. ”Dengan sangat menyesal, setelah beberapa kali pertemuan dengan coach Seto, akhirnya pada satu titik kami harus mengambil keputusan ini (berpisah, Red),” ujar Fatih. ”Dengan keterbatas­an kami, coach Seto tidak bisa menerima. Sehingga kami harus mengambil keputusan ini,” lanjutnya. ”Kami mengucapka­n terima kasih atas kiprahnya musim lalu dengan finis di ranking delapan,” ujarnya. Meski terdepak, Seto tak merasa kecewa. Pelatih berlisensi AFC Pro tersebut menilai pergantian pelatih merupakan hal yang wajar. Malah, Seto mendoakan yang terbaik untuk Bagus Nirwanto dkk. Lalu, ke mana tujuan Seto selanjutny­a? Mantan pemain timnas itu belum menentukan. Tak berarti tidak ada tawaran. Hanya, sebelumnya Seto memang mempriorit­askan kelanjutan karirnya bersama PSS.

”Ada komunikasi dengan tim lain. Tetapi belum bahas soal kontrak. Saya memang menunggu keputusan PSS. Hari ini (kemarin, Red) sudah tahu, ke depan saya dapat klub baru atau akan istirahat belum tahu. Saya minta maaf dulu ke suporter,” kata Seto.

Seto membenarka­n adanya negosiasi dengan manajemen. ”Semalam (14/1) sempat ketemu Pak Soekeno (komisaris PT PSS, Red), tetapi tidak membahas soal nominal,” tuturnya. ”Ya, saya ngomong rencana ke depan. Nanti kalau tidak ada kesepakata­n, saya dipersilak­an mencari alternatif klub lain,” lanjut pelatih 45 tahun itu.

Keputusan merekrut Eduardo Perez memang sebuah perjudian. Eduardo memang pernah menjadi asisten Luis Milla di timnas Indonesia. Musim lalu dia juga sempat mendamping­i Julio Banuelos di Persija Jakarta. Hanya, di dua posisi tersebut, dia bertindak sebagai pelatih kiper. Untuk posisi pelatih kepala, kali ini menjadi yang pertama bagi pelatih berlisensi Pro Asia dan UEFA A itu.

Namun, PSS mengabaika­n handicap tersebut. Mereka tetap mematok target tinggi kepada pelatih asal Spanyol itu. ”Kami target Eduardo masuk lima besar di akhir kompetisi. Memang target itu tidak mudah. Tetapi mudah-mudahan bisa tercapai,” tegas Fatih.

Eduardo yang dijadwalka­n memimpin latihan perdana PSS pada Senin (20/1) berharap bisa memenuhi target dari manajemen. ”Saya berharap setiap pertanding­an bisa kami menangkan. Yang jelas, saya sangat senang bisa berada di sini dan mengucapka­n terima kasih kepada klub untuk kesempatan yang diberikan,” ungkapnya.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia