Jawa Pos

Demokrat Cari Figur yang Merakyat

-

PENJARINGA­N bakal calon wali kota (bacawali) di Partai Demokrat tetap dilakukan meski konstelasi politik telah berubah. Partai besutan Susilo Bambang Yudhoyono itu berencana membuka pendaftara­n pekan depan. Figur yang merakyat paling dicari.

Ketua Tim Penjaringa­n Bacawali DPC Partai Demokrat Surabaya Muchammad Machmud menyatakan, pendaftara­n diperkirak­an baru dibuka 20 Januari. Panitia masih menunggu instruksi dari ketua. ”Sekitar itu. Pada prinsipnya, panitia sudah siap,” ujarnya kemarin (15/1).

Anggota Komisi A DPRD Surabaya itu mengakui, selama tiga bulan terakhir pada 2019, memang belum ada sosok yang menonjol. Dari survei internal yang dilakukan, nama-nama yang muncul belum menunjukka­n perkembang­an yang signifikan. Baik dari sisi popularita­s maupun elektabili­tas.

Yang bertengger di posisi teratas masih sama. Yakni, Wakil Wali Kota Whisnu Sakti Buana dan Kepala Badan Perencanaa­n Pembanguna­n Kota (Bappeko) Eri Cahyadi. Disusul nama Armuji, ZahrulAzha­rAsumtaali­asGusHans, dan beberapa nama lainnya.

Nah, pada awal 2020, tiba-tiba muncul nama Machfud Arifin yang resmi mendaftar di Gerindra. Menurut Machmud, nama mantan Kapolda Jatim tersebut memang memunculka­n dinamika tersendiri. Ada partai yang berbondong-bondong merapat. Ada pula yang sudah menyatakan dukungan terbuka.

Dia menegaskan, Demokrat tetap pada pendiriann­ya. Siapa saja memiliki peluang untuk

Percuma duite akeh, tapi nggak dikenal. Sebaliknya, percuma juga terkenal, tapi tidak memiliki dana yang cukup.’’

M. MACHMUD Anggota Fraksi DemokratNa­sdem DPRD Surabaya

mendaftar. Tidak terbatas pada sosok atau tokoh tertentu. ”Banyak calon tidak masalah, itu hak mereka,” tuturnya.

Namun, mekanisme penjaringa­n tetap akan dilakukan dengan memperhati­kan beberapa syarat. Salah satunya, figur yang dinilai bis am e rakyat. Gaya kepemimpin­an Wali Kota Tri Rismaharin­i yang dikenal sering blusukan dan turun ke jalan menjadi tolok ukur bagi calon penerus nya .” Mau tidak mau, calon wali kota nanti harus menyesuaik­an standar itu ,” katanya.

Machmud menilai, figur sangat penting untuk bisa memenangka­n kontestasi pilwali tersebut. Tidak cukup hanya memiliki pendanaan yang kuat. ”Percuma duite akeh, tapi nggak dikenal. Sebaliknya, percuma juga terkenal, tapi tidak memiliki dana yang cukup,” paparnya. Artinya, dua hal itu tetap menjadi penting. Yakni, figur dan pendanaan yang kuat.

 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia