Jawa Pos

DKRTH Tambah Kemuning di Buffer Zone Benowo

- (PLTSa)

KURANGI POLUSI UDARA: Petugas DKRTH menanam kemuning di buis beton di sekeliling TPA Benowo kemarin (15/1).

SURABAYA, Jawa Pos – Untuk mengurangi polusi udara dari Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Benowo, Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH) Surabaya menambah ratusan pohon di area buffer zone atau zona penyangga di Jalan Jawar, Benowo, kemarin (15/1).

Berbeda dengan sebelumnya, kali ini yang ditanam di sisi barat kawasan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah

Benowo adalah pohon kemuning. Berdasar pantauan di lokasi, penanaman tidak langsung ditancapka­n di tanah. Tetapi menggunaka­n konstruksi pot yang terbuat dari buis beton berukuran besar. Dengan begitu, pohon-pohon tampak tertata rapi di kiri-kanan jalan masuk sisi barat PLTSa itu.

Kasi Ruang Terbuka Hijau DKRTH Surabaya Rochim Yuliadi mengatakan, penambahan pohon kemuning cocok untuk kondisi tanah di sana. Juga, lebih adaptif terhadap perubahan cuaca. Karena alasan itu, kemuning bakal bisa memberikan nilai estetika di kawasan buffer zone. Jika dipandang dari Gelora Bung Tomo (GBT), kawasan tersebut akan tampak indah. ’’Bunganya yang berwarna putih juga beraroma harum dan bisa mengurangi aroma tidak sedap dampak aktivitas di TPA,’’ kata Rochim kemarin.

Rochim menambahka­n, jika sudah besar, tumbuhan tropis tersebut memiliki ketinggian sekitar 7 meter dan bisa berbunga sepanjang tahun. Berdasar kajian, pohon-pohon baru memberikan manfaat yang efektif, yakni meminimalk­an efek gunung sampah di TPA Benowo, jika memiliki ketinggian minimal 20–50 meter. Green belt atau tanaman sabuk TPA Benowo itu rencananya memiliki ketebalan minimal sekitar 20 meter mengelilin­gi TPA.

Sebelum pohon kemuning, ada tabebuya, kemboja, pohon nyamplung, waru merah, tanaman kupu-kupu, pohon bintaro, hingga trembesi.

 ?? HISYAM/JAWA POS ??
HISYAM/JAWA POS

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia