Pajang Foto Siswa Angkatan Pertama Meisjes School
SURABAYA, Jawa Pos – Dua foto lawas berwarna hitam dan putih terbingkai rapi di dalam ruang tata usaha SMAN 6. Satu potret memperlihatkan siswa yang tengah bermain di halaman sekolah. Dalam potret lainnya, tampak jajaran rapi siswa-siswa berseragam putih. Dua foto tersebut merupakan repro dari foto angkatan pertama sekolah itu. Foto aslinya ditemukan salah seorang alumnus sekolah saat hunting benda-benda lawas di pasar loak.
’’Ada siswa kami angkatan 1974 yang menemukan foto ini, lalu dibeli pada 2012. Lalu, sama dia di-repro dan diberikan kepada kami,’’ ujar Wakil Kepala Bidang Humas SMAN 6 Yatimun.
Dia menyebutkan, ada beberapa hal yang menandakan sekolah di dalam potret tersebut merupakan SMAN 6. Salah satunya adalah dua pohon beringin yang berdiri kukuh di halaman sekolah. ’’Meski, saat ini hanya tersisa satu pohon di sekolah itu,’’ katanya.
Yatimun menyatakan bahwa bentuknya sama sekali tidak berubah sejak sekolah itu berdiri hingga hari ini. Selain itu, ada tulisan Meisjes School yang tergantung di depan ruang kelas bagian depan.
Pengajar mapel kimia tersebut mengungkapkan, itulah nama sekolah pada periode awal. Artinya, sekolah yang khusus diperuntukkan noni-noni Belanda.
Yatimun memaparkan, awalnya Meisjes School merupakan sekolah jenjang TK, lalu berubah menjadi SD dan SMP. Pada 1957, sekolah tersebut bertransformasi menjadi SMA 6-C. Yakni, sekolah menengah atas khusus ilmu sosial dan humaniora.
Pernyataan itu dibenarkan Mamik Pujowati. Kepala SMAN 6 Surabaya tersebut menjelaskan bahwa keaslian gedung bagian depan sekolah memang dipertahankan. Sebab, pemkot sudah menetapkannya sebagai bangunan cagar budaya. Mulai pintu-pintu kelas, jendela, plafon kayu jati setebal hampir 3 sentimeter, instalasi listrik, hingga ornamen kayu jati.
’’Gentingnya hanya sekali dicat ulang pada 2018 karena lumutnya makin tebal. Pori-pori genting juga terbuka sehingga airnya merembes ke dalam ruangan. Kami sampai bawa cuilan genting yang asli demi menyamakan warna aslinya,’’ ungkapnya.
Mamik menambahkan, SMAN 6 pun kerap kedatangan tamu dari Belanda. ’’Mereka dulu sekolah di sini. Ada yang datang bersebelas bawa anak cucunya,” paparnya.