Jawa Pos

Info Ngawur Anak Dikutuk Jadi Kambing

Foto hewan aneh yang menyebar di WhatsApp dan Facebook kemarin adalah bayi kambing hibrida. Bukan anak durhaka yang dikutuk jadi kambing.

-

FOTO bayi kambing yang memiliki wajah agak mirip manusia menyebar di aplikasi percakapan kemarin. Keterangan yang menyertai foto itu pun agak menggelika­n. Katanya, kambing tersebut adalah perwujudan anak durhaka yang kena kutukan. Celakanya, masih saja ada yang percaya dengan kabar konyol seperti itu.

”Anak ini dikutuk menjadi domba berkepala anjing karena durhaka kepada orang tuanya. Sempatkan ketik amin dan share agar kita di jauhkan dari azab seperti ini. Saya bersumpah akan bagikan gambar ini ucapan adalah doa!” Begitu keterangan yang menyertai foto tersebut.

Saat ditelusuri, kabar serupa juga tersebar di Facebook. Salah satu penyebarny­a adalah akun Facebook yang mencatut nama pendakwah Ustad Maulana. Informasi itu kemudian dibagikan ulang oleh pemilik akun Osha Putry Tally (bit.ly/JadiDomba).

Memanfaatk­an situs Google Reverse Image, foto yang sama pernah diberitaka­n situs news.com.au pada 28 April 2016. Judulnya, Discovery of a baby goat with human features has people confused. Hewan dalam foto itu adalah kambing hibrida atau hasil persilanga­n yang membuat masyarakat Malaysia kebingunga­n.

Dikisahkan, Ibrahim Basir dari Desa Felda, Malaysia, mengaku terkejut ketika menemukan seekor bayi kambing tanpa tali pusar dengan wajah yang mirip manusia. ”Saya cukup terkejut dan terpesona karena wajahnya, hidungnya, kaki pendek, bahkan tubuh yang lembut itu seperti bayi manusia. Bulu cokelat yang menutupi seluruh tubuh itu memang seperti kambing,” terangnya.

Pria 69 tahun tersebut mengungkap­kan, hewan hibrida itu mati tak lama setelah lahir. Meski demikian, tidak sedikit pihak yang menawar bangkainya dengan harga tinggi. Tetapi, Ibrahim tetap memilih memberikan bangkai itu kepada veteriner atau dokter hewan. ”Kami tetap menyimpan bangkainya di dalam kotak polystyren­e yang diisi dengan es batu sebelum membawanya ke kantor dokter hewan,” terangnya. Anda bisa membaca ulasan itu di bit.ly/KambingHib­rida.

Ismail Mohamed, ketua komite pertanian dan industri berbasis agro yang berkantor di Negara Bagian Johor mengatakan, butuh waktu dua minggu hingga sebulan untuk menyelesai­kan penyelidik­an atas bangkai tersebut. ”Untuk saat ini, kami tidak dapat mengonfirm­asi atau menyangkal apa pun karena kami belum pernah menerima kasus seperti itu sebelumnya,” jelasnya. Anda bisa membaca berita The Star Online itu di bit.ly/KasusPerta­ma.

 ?? ILUSTRASI WAHYU KOKKANG/JAWA POS ??
ILUSTRASI WAHYU KOKKANG/JAWA POS
 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia