Jawa Pos

Muncul Gas Beracun di Kawah Ijen

Wisatawan Diimbau Jauhi Blue Fire

-

BANYUWANGI, Jawa Pos – Gelembung berisi gas beracun kembali terpantau di kawah Gunung Ijen. Dalam sepekan terakhir, Pusat Vulkanolog­i dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Gunung Ijen menemukan adanya dua kali aktivitas bubble yang berisi gas SO2 (sulfur dioksida) dan CO2 (karbon dioksida).

Pantauan pertama terlihat pada Senin (13/1) pukul 00.44. Kemudian pantauan kedua terlihat pada Selasa (14/1) pukul 03.00 dan 16.45. Hingga kini PVMBG belum menemukan kembali aktivitas gelembung. Petugas juga belum bisa memastikan kapan aktivitas gelembung tersebut benar-benar usai. Di mata PVMBG, fenomena itu merupakan siklus rutin di tengah musim hujan.

Kepala PVMBG Gunung Ijen Bambang Heri Purwanto menjelaska­n, fenomena semacam itu memang kejadian langganan jika mulai memasuki musim hujan. Biasanya, ungkap dia, aktivitas gelembung kian meningkat pada Februari sampai Maret. ”Ini baru indikasi pertama. Kami harap tidak terus berkembang. Yang

terparah pernah terjadi Maret 2018 lalu. Gasnya lepas mengikuti aliran sungai sehingga mengenai warga,” jelasnya.

Heri menambahka­n, gelembung yang terpantau lebarnya sekitar 50 meter, kemudian meletus. Sebenarnya kalau cuma CO2 mungkin tidak berbahaya. Tapi, ketika konsentras­inya pekat, justru berbahaya.

Terkait antisipasi dampak dari gas tersebut, Heri mengaku sudah memberikan rekomendas­i kepada BKSDA agar pengunjung tidak mendekati area radius 1 kilometer dari kawah. Sebab, dari pantauan timnya, masih terlihat jejak belerang merica atau sisa letusan bubble di beberapa titik kawah.

”Normalnya suhu kawah 30 sampai 40 derajat Celsius. Kalau terlalu tinggi berbahaya. Terlalu rendah seperti saat ini 20,7 derajat Celsius juga rawan. Ada proses upwelling yang membuat gas dari bawah keluar ke atas,” paparnya.

Petugas PVMBG Gunung Ijen Suparjan menerangka­n, penambahan debit air di kawah Ijen meningkat cukup banyak selama musim hujan. Dalam kondisi normal, debit air di kawah mencapai 27 juta meter kubik. Saat ini jumlah air mencapai 30 juta meter kubik.

Kepala Resort Taman Wisata Alam (TWA) Ijen Sigit Hari Bowo menambahka­n, berdasar informasi dari PVMBG dan diperkuat pantauan langsung petugas dari PT Candi Ngrimbi, ada aktivitas gelembung beracun di kawah Ijen. Pihaknya sudah mengimbau langsung kepada penambang, terutama pengunjung, agar tidak memaksakan diri mendekati api biru (blue fire). ”Siklus ini biasanya terjadi ketika hujan deras dan matahari juga tidak terik. Jadi, proses penguapann­ya tidak maksimal,” terangnya.

 ?? RAMADA KUSUMA/JAWA POS RADAR BANYUWANGI ?? SIKLUS RUTIN: Gelembung berisi gas beracun terpantau di Kawah Ijen, Banyuwangi, kemarin. Fenomena ini berlangsun­g sejak Senin (13/1).
RAMADA KUSUMA/JAWA POS RADAR BANYUWANGI SIKLUS RUTIN: Gelembung berisi gas beracun terpantau di Kawah Ijen, Banyuwangi, kemarin. Fenomena ini berlangsun­g sejak Senin (13/1).

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia