Asa Baru untuk Gerbangkertosusila
ADA harapan baru terkait dengan percepatan pembangunan di kawasan Gerbangkertosusila (Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, dan Lamongan). Telah keluar Peraturan Presiden No 80 Tahun 2019 yang diteken Presiden Jokowi pada November lalu.
Sejak awal tahun ini, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa pun berupaya menggeber realisasinya. Salah satu yang sudah dilakukan adalah road show ke kementerian dan beberapa lembaga yang terkait dengan pewujudan proyek tersebut.
Kita semua tahu, ide membangun kawasan tersebut ada sejak Orde Baru. Sudah lama pula diperbincangkan. Diseminarkan. Dibentuk tim-timnya. Namun, begitu pemerintahan berganti, ide-ide tersebut menguap begitu saja. Interkoneksi antardaerah dan percepatan pertumbuhan ekonomi tidak terwujud.
Yang terjadi, daerah-daerah tersebut menunjukkan ego masing-masing. Mereka membangun apa yang dimauinya. Terlebih ketika otonomi daerah digaungkan.
Memang benar daerah-daerah itu gencar membangun. Namun, apakah proyeknya saling mendukung satu daerah dengan daerah yang lain? Apakah visi membangunnya sejalan antara kabupaten yang satu dan kabupaten yang lain?
Lihat saja, semua selegenje. Yang terjadi, pertumbuhan ekonomi timpang antara satu wilayah dan wilayah yang lain.
Karena itu, kengototan Gubernur Khofifah mewujudkan proyek tersebut perlu didukung. Betapa tidak, di wilayah Gerbangkertosusila, setidaknya ada 115 proyek yang dikerjakan. Rata-rata proyek infrastruktur.
Pendanaannya bisa dari APBN, APBD, atau kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU). Bayangkan saja, betapa mudahnya kelak distribusi barang dari Gresik ke Tanjung Perak. Lihat saja selama ini.
Ketika di Jalan Kalianak terjadi kecelakaan, sudah bisa ditebak, arus barang akan tersendat berjam-jam lamanya. Berapa ratus juta kerugian yang harus ditanggung pengusaha gara-gara masalah itu saja?
Ke depan juga tidak ada lagi cerita arus mobilitas manusia dari Surabaya ke kota-kota lain terhambat. Sebab, pemerintah menyediakan banyak pilihan. Ke depan, mobilitas warga Surabaya dalam kota juga lebih mudah. Pemerintah menyediakan light rapid transit (LRT).
Problem yang harus dipecahkan kini, daerahdaerah tidak boleh semau gue. Hubungan dan komunikasi antardaerah harus ditingkatkan. Eranya ekonomi kerja sama. Mereka harus mengedepankan kepentingan nasional. Niatkanlah bahwa proyek yang dikerjakan tersebut akan menyejahterakan rakyat Indonesia. Terutama mereka yang tinggal di wilayah Gerbangkertosusila.