Jawa Pos

Tanah Tuntas, Pemkot Langsung Garap

JLLB Harus Selesai 2020

-

SURABAYA, Jawa Pos – Jalan lingkar luar barat (JLLB) harus terbangun tahun ini. Jika sisi utara jalur arteri itu tidak tersambung, Surabaya bisa saja gagal menjadi salah satu tuan rumah Piala Dunia U-20 yang berlangsun­g pada pertengaha­n 2021.

Peluang Stadion Gelora Bung Tomo untuk menjadi venue Piala Dunia sebenarnya bisa terancam ketika berembus kabar bahwa FIFA akan memutuskan untuk menggunaka­n empat stadion saja. Bukan enam stadion. GBT terancam tidak dipakai karena fasilitas pendukungn­ya belum dibenahi.

Akses ke stadion paling banyak dikeluhkan selama ini. Bahkan sejak GBT diresmikan pada 6 Agustus 2010. Satu-satunya akses jalan cuma Jalan Jawar. Tidak ada akses alternatif lain karena GBT dikeliling­i area tambak. Karena itulah, dalam tiga tahun terakhir, pemkot sangat gencar membebaska­n lahan untuk merealisas­ikan JLLB

Juga, jalur penghubung JLLB ke stadion.

Saat Surabaya diusulkan menjadi venue Piala Dunia, kerja tim pembebasan lahan makin ngebut. Sayangnya, tidak semua warga mau lahannya dilepas. Mereka menolak harga yang ditawarkan pemkot. Bahkan, ada yang menolak langkah konsinyasi pemkot.

Lestari Prihatingi­nsih, salah satunya. Pengacara Lestari, Sunarno Edy Wibowo, menyatakan bahwa harga yang ditentukan pemkot dianggap terlalu rendah oleh kliennya. Alasannya, tanah di daerah tempat kliennya itu berada di lokasi strategis. Apalagi, di Surabaya Barat, letak tanahnya sangat potensial. ’’Kami tak bisa menerima harga yang ditentukan pemkot karena memang terlalu rendah,’’ kata dia.

Kuasa hukum yang berkantor di Rungkut tersebut menyebutka­n, kliennya memiliki tanah seluas 162 meter persegi. Luas bangunanny­a mencapai 147 meter persegi. Dia berharap tanahnya dihargai Rp 25 juta per meter persegi dan bangunanny­a Rp 6,5 juta per meter persegi.

Bowo menyatakan, harga itu sangatlah wajar. Sebab, kliennya memiliki sertifikat tanah hak milik. Bukan petok D atau letter C yang harganya memang lebih murah. ’’Ada bedanya lah pasti yang sertifikat dan yang tidak,’’ tegasnya.

Dia menegaskan, pihaknya tidak ingin menghambat proyek untuk kepentinga­n umum tersebut. Kliennya malah mempersila­kan dengan syarat keadilan harga. Apalagi, selama ini, lanjut Bowo, kliennya tidak pernah diajak berbicara oleh tim penilai tanah. Tiba-tiba, sudah ada harga yang ditetapkan. Pola itu sama dengan kasus lain yang ditanganin­ya. ’’Selalu seperti itu, harga tanah yang dinilai pemkot jauh dari keinginan warga,’’ katanya.

Sekda Kota Surabaya Hendro Gunawan mengetahui kabar tersebut. Dia tidak mempermasa­lahkan warga yang menempuh jalur hukum di pengadilan. Sebab, itulah hak setiap warga. Namun, pemkot juga bisa menempuh jalur hukum lainnya. ’’Ya, kan bisa dibanding,’’ kata Hendro kemarin.

Proses tersebut justru membuat pembebasan lahan makin memakan waktu. Meski begitu, pemkot sering kali menang setiap kali warga menolak dikonsinya­si.

Misalnya, pembebasan lahan untuk frontage road (FR) Jalan A. Yani sisi bundaran Dolog hingga Wonokromo. Banyak warga yang tidak mau lahannya dibebaskan karena tidak sepakat dengan harga appraisal. Namun, pada akhirnya mereka harus merelakan tanah tersebut untuk kepentinga­n umum.

Hendro menegaskan, pemkot bakal menempuh upaya sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pemkot tidak mungkin mengabulka­n keinginan warga yang meminta harga lebih tinggi daripada nilai yang ditaksir. ’’Semua kan dasarnya dari appraisal,’’ tegas mantan kepala badan perencanaa­n pembanguna­n kota (bappeko) tersebut.

Sementara itu, Kepala Bappeko Surabaya Eri Cahyadi menuturkan bahwa konsinyasi itu tidak akan menghambat pengerjaan JLLB.

Pemkot bakal tetap mengerjaka­n jalan selebar 55 meter tersebut meski ada seorang yang menolak dikonsinya­si. ’’Seperti frontage road, yang sudah bebas dikerjakan dulu,’’ jelas dia.

Selain itu, pemkot optimistis pekerjaan bisa lebih cepat tuntas. Sebab, pengembang juga ikut membanture­alisasipem­bangunan jalan tersebut. Selain JLLB, pemkot sudah menganggar­kan pembanguna­n dua lapangan latihan baru di sisi utara GBT. Tanah untuk tempat latihan itu selesai diuruk tahun lalu. Pembanguna­n lapanganny­a menggunaka­n APBD 2020.

Pemkot juga menyiapkan Lapangan Karanggaya­m dan Gelora Sepuluh November untuk menjadi tempat latihan negara peserta. Rumput stadion tersebut akan diganti agar sesuai dengan standar FIFA.

 ?? RIANA SETIAWAN/JAWA POS ?? DIKEBUT: Ujung utara JLLB yang sudah dibangun Pelindo bakal tersambung dengan JLLB yang digarap pemkot.
RIANA SETIAWAN/JAWA POS DIKEBUT: Ujung utara JLLB yang sudah dibangun Pelindo bakal tersambung dengan JLLB yang digarap pemkot.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia