Jatim Siap Jadi Host 11 Cabor PON
KONI Pusat Belum Memastikan
JAKARTA, Jawa Pos – Polemik penghapusan cabor dari Pekan Olahraga Nasional XX/2020 Papua, tampaknya, segera menemui titik terang. Beredar kabar bahwa cabor yang terkena rasionalisasi (baca: dicoret) tetap akan dipertandingkan. Bukan di Papua, melainkan di provinsi lain yang siap. Nah, Jawa Timur menyatakan kesiapan menjadi tuan rumah baru bagi cabor-cabor tersebut. Hal itu mengemuka dalam rapat terbatas antara Presiden Joko Widodo, Kemenpora, KONI Pusat, dan Wakil Gubernur Papua Klemen Tinal Jumat lalu (17/1). Namun, itu belum pasti. Baru salah satu solusi yang bisa dipertimbangkan. ’’Pada prinsipnya, kami siap jika ditunjuk dan dipercaya sebagai tuan rumah,’’ ucap Ketua Harian KONI Jatim M. Nabil saat dihubungi kemarin (20/1). ’’Ini bukan sekadar kepercayaan, tetapi juga amanah untuk melaksanakan pengembangan olahraga di Indonesia. Sebab, ketika tidak diadakan di PON, cabor itu bakal vakum,’’ lanjut dia. Di sisi lain, Wakil Ketua KONI Pusat Suwarno mengatakan, langkah mewujudkan keinginan 11 cabor masih jauh. Diperlukan proses panjang. Meski sudah ada provinsi yang menyatakan kesanggupan menjadi host.
’’Jadi, kemarin waktu ratas cabor-cabor ini tetap ingin diikutkan dalam PON,’’ kata Suwarno mengawali penjelasan. ’’Caranya adalah segera merevisi PP Nomor 17 Tahun 2007 mengenai tempat penyelenggaraan PON. Itu yang diungkap dalam ratas. Kalau PP segera selesai, lalu Jatim siap, maka benar-benar akan terjadi,’’ papar dia.
KONI Pusat memang sedang getol menyelesaikan revisi PP Nomor 17 Tahun 2007 tersebut.
Tujuannya adalah mengamankan teknis PON 2024. Sebab, ada dua provinsi yang terpilih sebagai tuan rumah. Yakni, Aceh dan Sumatera Utara. Namun, jika revisi PP bisa menyelesaikan polemik rasionalisasi cabor PON 2020, tentu situasinya lebih baik.
’’Positif atau nggak-nya (soal Jatim) tergantung PP dulu. Supaya kebijakan tidak keliru,’’ imbuh Suwarno.
Jika memang 11 cabor itu benarbenar dipertandingkan di Jatim, Nabil sudah punya pemetaan venue. Penyelenggaraan dibagi ke empat kota. Yakni, Surabaya,
Malang, Gresik, dan Pandaan. Saat ini KONI Jatim masih mendiskusikan perihal itu dengan pemerintah provinsi.
Rencananya, tidak ada pembangunan venue baru mengingat waktu penyelenggaraan PON sudah dekat. Pihak Jatim hanya akan merenovasi beberapa hal yang kurang. Tuan rumah harus memastikan tiap venue sesuai dengan standar yang ditentukan. Mulai ukuran hingga daya tampung tribun penonton. Akses juga bakal menjadi perhatian.
Cabor-cabor yang dicoret tentu menyambut gembira kemungkinan-kemungkinan tersebut. Salah satunya PB Gabsi, payung organisasi olahraga bridge. ’’Dengan demikian, pembinaan di daerah yang sempat dihentikan bisa berlanjut kembali,’’ kata Humas PB Gabsi Bert Toar Polii kemarin.
Jatim memang menjadi salah satu provinsi yang getol memperjuangkan nasib cabor-cabor yang dicoret. Selain untuk kepentingan pembinaan, provinsi yang identik dengan warna hijau itu paling rugi jika 11 cabor dicoret. Mereka kehilangan potensi emas sampai 36 keping.