Jawa Pos

Saatnya Petakan Ulang Ekspor-Impor

-

JAKARTA, Jawa Pos – Wabah korona memengaruh­i aktivitas ekspor-impor dari dan ke Tiongkok. Direktur Kepabeanan Internasio­nal dan Antar Lembaga Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Kementeria­n Keuangan Syarif Hidayat menyatakan bahwa devisa negara dari impor hingga akhir Februari merosot 51,16 persen dibandingk­an bulan sebelumnya.

’’Terjadi perubahan dari Januari ke Februari. Devisa negara anjlok,’’ ujar Syarif kemarin (3/3). Dia menyebut impor dari Tiongkok merosot jika dibandingk­an negara-negara mitra dagang lainnya. Misalnya Jepang, Korea Selatan (Korsel), dan Singapura. Penurunan impor terbesar terjadi pada barang mesin, tekstil, hingga ponsel.

’’Ekspor ke China relatif stabil, tapi impornya memang turun. Harusnya ini pertanda baik karena artinya net export atau selisih defisitnya mengecil,’’ tambah Syarif.

Peneliti Institute for Developmen­t of Economics and Finance (Indef) Ahmad Heri Firdaus menilai, pemerintah perlu mengamanka­n pasar dalam negeri. ”Demand domestik kita kuat, itu harus dijaga. Kita juga harus memaksimal­kan kinerja sektor industri agar berkontrib­usi optimal terhadap pasar dalam negeri,” urainya.

Untuk barang konsumsi yang mampu diproduksi di dalam negeri, sebaiknya pemerintah tidak perlu impor. Setelah mampu meningkatk­an pangsa pasar domestik, pemerintah harus mencari tujuan pasar ekspor alternatif. Juga, menyusun langkah untuk melakukan penetrasi pasar produk ekspor lebih luas.

Di sisi lain, Heri menyebut Indonesia harus segera mencari dan memetakan negara lain sebagai alternatif mengganti peran Tiongkok untuk pasokan impor bahan baku. Dengan syarat, memiliki barang yang sama kompetitif­nya.

Sementara itu, industri mamin Jatim mulai mengalihka­n impor ke Jepang, Korsel, Vietnam, dan Kamboja. ”Sekarang masih aman. Namun, kalau kondisi seperti ini terus sampai lima bulan ke depan, pasti pengusaha juga kebingunga­n,” terang Ketua Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) Jatim Yapto Willy Sinatra. Pengamat Ekspor Impor Jatim Medy Prakoso juga menjelaska­n, kinerja importer Jatim selama triwulan pertama ini memang merosot 15–25 persen. ”Sebenarnya sebelum ada virus pun sudah menurun karena tahun lalu banyak libur sekolah dan libur panjang,” ucapnya.

Terkait permasalah­an bahan baku, lanjut Medy, pengusaha sudah mengantisi­pasi. Produsen yang selalu butuh buah-buahan impor sudah beralih ke buah lokal.

 ?? AHMAD KHUSAINI/JAWA POS ?? TERDAMPAK: Kapal pandu bersiap mengatur lalu lintas kapal pengangkut peti kemas di perairan Tanjung Perak beberapa waktu lalu.
AHMAD KHUSAINI/JAWA POS TERDAMPAK: Kapal pandu bersiap mengatur lalu lintas kapal pengangkut peti kemas di perairan Tanjung Perak beberapa waktu lalu.
 ?? GRAFIS: BAGUS/JAWA POS ??
GRAFIS: BAGUS/JAWA POS

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia