Peritel Jatim Siap Sambut Ramadan
KETUA Gabungan Pengusaha Makanan & Minuman Indonesia (Gapmmi) Jatim Yapto Willy Sinatra meramalkan bahwa kenaikan sales makanan dan minuman (mamin) saat Ramadan dan Lebaran mencapai 50 persen. Itu jika dibandingkan dengan bulan-bulan biasa.
Kenaikan tersebut wajar karena pada momen itu banyak kegiatan buka bersama dan silaturahmi. ’’Kebutuhan mamin seperti biskuit, sirup, dan sembako meningkat,’’ ujarnya. Karena itu, produsen di dalam negeri mulai menggenjot produksi agar cukup sampai Ramadan nanti.
Terpisah, Koordinator Wilayah Timur 1 Aprindo Jatim April Wahyu Widarti mengatakan bahwa peritel siap menyambut Ramadan dan Lebaran. Persiapan yang dilakukan sejak pertengahan Februari adalah memastikan ketersediaan stok. ’’Jenis barang yang paling banyak stoknya sirup dan biskuit. Kemudian minyak, tepung, dan bahan makanan lain,’’ paparnya kemarin (3/3).
Menurut April, kendala yang dihadapi saat ini adalah gula kristal putih. Sebab, hampir semua ritel modern tidak memiliki stok. Kalaupun ada, bentuknya hanya kemasan saset. ’’Ini harus jadi perhatian pemerintah. Khususnya untuk membantu stok gula,’’ tegasnya. Tahun-tahun sebelumnya tidak pernah terjadi kondisi seperti itu.
Jika kelangkaan gula tidak segera teratasi, inflasi bisa meningkat lagi. Selain gula, bawang putih juga perlu dipantau ketat. ’’Stok di Jatim sangat sedikit sehingga kami kesulitan melaksanakan Permendag tentang HET (Harga Eceran Tertinggi),’’ lanjut April.
Dia juga mengingatkan masyarakat agar tidak panik, lantas memborong bapok. Termasuk susu bayi dan popok. ’’Nanti menyebabkan kekurangan stok di pasaran, padahal permintaan masih tinggi. Dampaknya, harga bisa naik dan ujungnya inflasi,’’ terang April.
Sementara itu, di Jatim, pembelian terhadap barang-barang di ritel modern relatif aman dan terkendali. Memang ada peningkatan transaksi karena awal bulan.