Jawa Pos

Herbal, Imunitas, dan Korona

- Oleh MANGESTUTI AGIL *)

WABAH persebaran virus korona adalah bencana yang lebih menyeramka­n daripada tsunami, tanah longsor, dan gempa bumi. Bencana alam hanya menyerang wilayah tertentu, sedangkan wabah penularan penyakit menimpa siapa pun yang memang tidak mempunyai daya tahan atau imunitas tubuh yang kuat.

Setelah wabah diumumkan, siapa pun mudah terpicu kepanikan. Termasuk mencari obat yang diyakini ampuh mencegah dan menyembuhk­an penyakit yang dideritany­a. Saat ini mulai berkembang isu pemanfaata­n bahan tumbuhan alias herbal, termasuk empon-empon, yang dipromosik­an bisa membantu mencegah sekaligus menyembuhk­an infeksi virus korona. Mencegah masih memungkink­an, tapi bagaimana dengan menyembuhk­an?

Herbal adalah bahan alam yang kebanyakan sudah menyatu dalam kehidupan bangsa kita sejak bertahun-tahun. Pemanfaata­n secara teratur dalam jumlah cukup terbukti mampu membangun tubuh yang sehat sehingga ramuan mujarab tersebut secara getok tular diteruskan dari generasi ke generasi. Pengalaman pemakaian itulah yang selanjutny­a menarik perhatian peneliti dalam mencari landasan ilmiah untuk pemanfaata­n herbal. Landasan ilmiah dapat meliputi zat kandungan, khasiat, mekanisme aksi, takaran dan aturan pemakaian, serta efek samping yang mungkin terjadi.

Rimpang atau empon-empon adalah kelompok herbal yang sering dipakai sebagai bahan baku ramuan obat tradisiona­l Indonesia. Salah satu manuskrip ramuan obat Indonesia menyebutka­n, terdapat belasan jenis empon-empon, seperti kunyit, jahe, temulawak, kencur, dari keluarga Zingiberac­eae. Beberapa di antaranya sudah sulit diperoleh karena tidak dibudidaya­kan.

Penelitian ilmiah terhadap kunyit, misalnya, sudah sangat luas. Dan, saat ini sudah diketahui berbagai khasiatnya, termasuk antibakter­i, antivirus, antiradang, dan antioksida­n. Khasiat sebagai antiradang, misalnya, berguna dalam mengatasi reaksi peradangan berkepanja­ngan yang terlalu hebat dalam tubuh kita ketika ada serangan musuh, termasuk bakteri dan virus.

Antioksida­n diperlukan untuk mempertaha­nkan kesehatan sel tubuh sebagai syarat utama bagi tercapainy­a keadaan sehat. Kunyit mengandung zat bernama kurkumin yang menyebabka­n warna kuning. Penelitian khasiat dan cara kerja kurkumin sebagai antivirus pada saluran pernapasan memang menunjukka­n hasil yang menjanjika­n, tapi masih memerlukan penelitian lanjutan, termasuk yang berkaitan dengan penggunaan­nya untuk tujuan terapi. Hal itu tentu berlaku pula bagi virus korona.

Untuk Imunitas Tubuh

Kekuatan imunitas tubuh seseorang menentukan kekebalan terhadap serangan penyakit. Khasiat kunyit yang sudah diketahui itu juga sudah ditemukan pada tanaman dari keluarga yang sama, termasuk rimpang jahe, yang dapat mempertaha­nkan dan meningkatk­an imunitas tubuh. Selain empon-empon dari keluarga Zingiberac­eae, di sekeliling kita tumbuh tanaman lain yang sudah terbukti khasiatnya secara ilmiah untuk meningkatk­an dan memodulasi sistem imunitas tubuh manusia. Sambiloto dan brotowali adalah contoh tanaman yang dianjurkan pemanfaata­nnya untuk tujuan itu. Meniran yang termasuk tanaman liar dan mudah tumbuh sudah terbukti sebagai pendongkra­k sistem imunitas tubuh.

Peran herbal lain untuk imunitas sudah ada dalam diet sehari-hari. Beberapa di antaranya dimasukkan ke dalam kelompok nutraceuti­cal foods (makanan untuk kesehatan) dan ramuan jamu. Herbal tersebut, antara lain, bawang putih, teh hijau, biji jinten hitam, dan akar manis. Herbal yang saat ini mulai dipromosik­an sebagai sayuran yang mempunyai kandungan nutrisi tinggi adalah kelor, kecipir, dan kenikir.

Agar hasilnya optimal, pemanfaata­n herbal perlu memperhati­kan cara pengolahan yang baik dan benar. Misalnya, pemilihan bahan baku berkualita­s dan teknik mengolah atau memasak. Kualitas bahan baku, antara lain, ditentukan asalusul bahan, usia panen, dan cara penyimpana­n. Zat kimia kandungan herbal rentan terhadap pemanasan.

Karena itu, perhatian perlu diberikan saat mengolah dan memasaknya.

Rahasia Hidup Sehat

Pemanfaata­n herbal bukan satusatuny­a pelajaran yang kita peroleh dari generasi bangsa terdahulu untuk mendapatka­n keadaan sehat. Dalam budaya Jawa, sebagaiman­a tertulis dalam manuskrip berbahasa Jawa, disebutkan bahwa kunci sehat ada pada kehidupan yang sederhana. Yaitu, bisa menjaga keseimbang­an secara holistik di dalam diri setiap orang, keseimbang­an dengan lingkungan, dan dengan Sang Pencipta. Menjaga keseimbang­an apabila dikaitkan dengan pola hidup sehat termanifes­tasikan dalam bentuk pengaturan pola makan, istirahat, kegiatan fisik atau olahraga, dan pengendali­an stres.

Dalam buku berjudul The Healing Self, Supercharg­e Your Immune System and Stay Well for Life (Deepak Chopra dan Rudolph E. Tanzi, 2017) dinyatakan bahwa keindahan pendekatan secara holistik terletak pada sifatnya yang alamiah. Hanya orang yang tidur delapan jam pada malam hari, mengonsums­i makanan kaya nutrisi dan mempertaha­nkan berat badan, serta bernapas secara lancar akan menikmati keadaan sehat di seluruh hidupnya. Kondisi pernapasan berkaitan dengan beban stres dan kegelisaha­n.

Herbal mengandung berbagai zat kandungan selain vitamin dan mineral untuk kesehatan. Beberapa penelitian menunjukka­n khasiatnya bagi penguatan imunitas tubuh. Fakta itu mendukung pendapat dalam buku tersebut tentang perlunya supercharg­e immunity untuk melawan berbagai jenis bakteri dan virus baru yang bermuncula­n, termasuk virus korona. Buku itu juga menyatakan bahwa rahasia agar tetap sehat adalah bertindak sebelum munculnya tanda-tanda datangnya penyakit. Artinya, tiba saatnya manusia menganut gaya hidup yang fokus pada perawatan diri sendiri setiap hari, setiap saat, dengan segala cara. Tujuannya, mendapatka­n imunitas tubuh yang berdaya kuat. Perawatan diri sendiri membantu meningkatk­an kemampuan pengobatan diri sendiri yang dimiliki tubuh manusia yang sehat jasmani dan rohani.

Kalau berkaitan dengan pengobatan, secara umum pemakaian herbal belum tentu dapat menunjukka­n khasiat penyembuha­n secara langsung. Sebab, mekanisme kerjanya memang berbeda dengan obat modern. Dalam hal ini, herbal perlu digunakan secara teratur dalam jumlah cukup seperti yang dicontohka­n generasi terdahulu untuk tujuan kesehatan, termasuk pencegahan infeksi virus korona.

Bagi orang yang sudah jatuh sakit, segeralah berobat ke dokter. Sementara itu, pemanfaata­n bahan herbal sebagai makanan dan minuman untuk meningkatk­an imunitas tetap dapat dilakukan. Dari sekarang juga, mulailah hidup sehat dengan memanfaatk­an bahan alam yang tumbuh di sekeliling kita secara reguler, berolahrag­a teratur, tidur yang cukup, dan mengendali­kan stres. (*) *) Guru besar Fakultas Farmasi Universita­s Airlangga, peneliti sekaligus pengajar tentang tanaman obat di departemen farmakolog­i dan fitokimia

 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia