Herbal, Imunitas, dan Korona
WABAH persebaran virus korona adalah bencana yang lebih menyeramkan daripada tsunami, tanah longsor, dan gempa bumi. Bencana alam hanya menyerang wilayah tertentu, sedangkan wabah penularan penyakit menimpa siapa pun yang memang tidak mempunyai daya tahan atau imunitas tubuh yang kuat.
Setelah wabah diumumkan, siapa pun mudah terpicu kepanikan. Termasuk mencari obat yang diyakini ampuh mencegah dan menyembuhkan penyakit yang dideritanya. Saat ini mulai berkembang isu pemanfaatan bahan tumbuhan alias herbal, termasuk empon-empon, yang dipromosikan bisa membantu mencegah sekaligus menyembuhkan infeksi virus korona. Mencegah masih memungkinkan, tapi bagaimana dengan menyembuhkan?
Herbal adalah bahan alam yang kebanyakan sudah menyatu dalam kehidupan bangsa kita sejak bertahun-tahun. Pemanfaatan secara teratur dalam jumlah cukup terbukti mampu membangun tubuh yang sehat sehingga ramuan mujarab tersebut secara getok tular diteruskan dari generasi ke generasi. Pengalaman pemakaian itulah yang selanjutnya menarik perhatian peneliti dalam mencari landasan ilmiah untuk pemanfaatan herbal. Landasan ilmiah dapat meliputi zat kandungan, khasiat, mekanisme aksi, takaran dan aturan pemakaian, serta efek samping yang mungkin terjadi.
Rimpang atau empon-empon adalah kelompok herbal yang sering dipakai sebagai bahan baku ramuan obat tradisional Indonesia. Salah satu manuskrip ramuan obat Indonesia menyebutkan, terdapat belasan jenis empon-empon, seperti kunyit, jahe, temulawak, kencur, dari keluarga Zingiberaceae. Beberapa di antaranya sudah sulit diperoleh karena tidak dibudidayakan.
Penelitian ilmiah terhadap kunyit, misalnya, sudah sangat luas. Dan, saat ini sudah diketahui berbagai khasiatnya, termasuk antibakteri, antivirus, antiradang, dan antioksidan. Khasiat sebagai antiradang, misalnya, berguna dalam mengatasi reaksi peradangan berkepanjangan yang terlalu hebat dalam tubuh kita ketika ada serangan musuh, termasuk bakteri dan virus.
Antioksidan diperlukan untuk mempertahankan kesehatan sel tubuh sebagai syarat utama bagi tercapainya keadaan sehat. Kunyit mengandung zat bernama kurkumin yang menyebabkan warna kuning. Penelitian khasiat dan cara kerja kurkumin sebagai antivirus pada saluran pernapasan memang menunjukkan hasil yang menjanjikan, tapi masih memerlukan penelitian lanjutan, termasuk yang berkaitan dengan penggunaannya untuk tujuan terapi. Hal itu tentu berlaku pula bagi virus korona.
Untuk Imunitas Tubuh
Kekuatan imunitas tubuh seseorang menentukan kekebalan terhadap serangan penyakit. Khasiat kunyit yang sudah diketahui itu juga sudah ditemukan pada tanaman dari keluarga yang sama, termasuk rimpang jahe, yang dapat mempertahankan dan meningkatkan imunitas tubuh. Selain empon-empon dari keluarga Zingiberaceae, di sekeliling kita tumbuh tanaman lain yang sudah terbukti khasiatnya secara ilmiah untuk meningkatkan dan memodulasi sistem imunitas tubuh manusia. Sambiloto dan brotowali adalah contoh tanaman yang dianjurkan pemanfaatannya untuk tujuan itu. Meniran yang termasuk tanaman liar dan mudah tumbuh sudah terbukti sebagai pendongkrak sistem imunitas tubuh.
Peran herbal lain untuk imunitas sudah ada dalam diet sehari-hari. Beberapa di antaranya dimasukkan ke dalam kelompok nutraceutical foods (makanan untuk kesehatan) dan ramuan jamu. Herbal tersebut, antara lain, bawang putih, teh hijau, biji jinten hitam, dan akar manis. Herbal yang saat ini mulai dipromosikan sebagai sayuran yang mempunyai kandungan nutrisi tinggi adalah kelor, kecipir, dan kenikir.
Agar hasilnya optimal, pemanfaatan herbal perlu memperhatikan cara pengolahan yang baik dan benar. Misalnya, pemilihan bahan baku berkualitas dan teknik mengolah atau memasak. Kualitas bahan baku, antara lain, ditentukan asalusul bahan, usia panen, dan cara penyimpanan. Zat kimia kandungan herbal rentan terhadap pemanasan.
Karena itu, perhatian perlu diberikan saat mengolah dan memasaknya.
Rahasia Hidup Sehat
Pemanfaatan herbal bukan satusatunya pelajaran yang kita peroleh dari generasi bangsa terdahulu untuk mendapatkan keadaan sehat. Dalam budaya Jawa, sebagaimana tertulis dalam manuskrip berbahasa Jawa, disebutkan bahwa kunci sehat ada pada kehidupan yang sederhana. Yaitu, bisa menjaga keseimbangan secara holistik di dalam diri setiap orang, keseimbangan dengan lingkungan, dan dengan Sang Pencipta. Menjaga keseimbangan apabila dikaitkan dengan pola hidup sehat termanifestasikan dalam bentuk pengaturan pola makan, istirahat, kegiatan fisik atau olahraga, dan pengendalian stres.
Dalam buku berjudul The Healing Self, Supercharge Your Immune System and Stay Well for Life (Deepak Chopra dan Rudolph E. Tanzi, 2017) dinyatakan bahwa keindahan pendekatan secara holistik terletak pada sifatnya yang alamiah. Hanya orang yang tidur delapan jam pada malam hari, mengonsumsi makanan kaya nutrisi dan mempertahankan berat badan, serta bernapas secara lancar akan menikmati keadaan sehat di seluruh hidupnya. Kondisi pernapasan berkaitan dengan beban stres dan kegelisahan.
Herbal mengandung berbagai zat kandungan selain vitamin dan mineral untuk kesehatan. Beberapa penelitian menunjukkan khasiatnya bagi penguatan imunitas tubuh. Fakta itu mendukung pendapat dalam buku tersebut tentang perlunya supercharge immunity untuk melawan berbagai jenis bakteri dan virus baru yang bermunculan, termasuk virus korona. Buku itu juga menyatakan bahwa rahasia agar tetap sehat adalah bertindak sebelum munculnya tanda-tanda datangnya penyakit. Artinya, tiba saatnya manusia menganut gaya hidup yang fokus pada perawatan diri sendiri setiap hari, setiap saat, dengan segala cara. Tujuannya, mendapatkan imunitas tubuh yang berdaya kuat. Perawatan diri sendiri membantu meningkatkan kemampuan pengobatan diri sendiri yang dimiliki tubuh manusia yang sehat jasmani dan rohani.
Kalau berkaitan dengan pengobatan, secara umum pemakaian herbal belum tentu dapat menunjukkan khasiat penyembuhan secara langsung. Sebab, mekanisme kerjanya memang berbeda dengan obat modern. Dalam hal ini, herbal perlu digunakan secara teratur dalam jumlah cukup seperti yang dicontohkan generasi terdahulu untuk tujuan kesehatan, termasuk pencegahan infeksi virus korona.
Bagi orang yang sudah jatuh sakit, segeralah berobat ke dokter. Sementara itu, pemanfaatan bahan herbal sebagai makanan dan minuman untuk meningkatkan imunitas tetap dapat dilakukan. Dari sekarang juga, mulailah hidup sehat dengan memanfaatkan bahan alam yang tumbuh di sekeliling kita secara reguler, berolahraga teratur, tidur yang cukup, dan mengendalikan stres. (*) *) Guru besar Fakultas Farmasi Universitas Airlangga, peneliti sekaligus pengajar tentang tanaman obat di departemen farmakologi dan fitokimia