Bongkar Total Jembatan Jompo
Masih Muncul Retakan Baru di Kompleks
JEMBER, Jawa Pos – Rusdi, salah seorang pekerja yang tengah membongkar papan nama sebuah kantor notaris di kompleks ruko Jompo Jalan Sultan Agung, Kaliwates, dibuat kaget bukan kepalang.
Sebab, keramik salah satu toko di kompleks ruko itu tiba-tiba pecah. Para pekerja di toko itu berteriak histeris. Teriakan itulah yang membuat Rusdi panik. Dia sampai nekat melompat dari lantai 2 tempatnya bekerja.
Sementara itu, Raehan, rekan Rusdi, juga lari tunggang langgang setelah mendengar teriakan itu. ”Saya bersama anak saya langsung ikut keluar lewat tangga,” kata Raehan.
Setelah insiden ambruknya sembilan ruko pada Senin (2/3), hingga kemarin situasi kompleks ruko Jompo masih mengkhawatirkan. Sejumlah aktivitas di sana sempat dihentikan. Kondisi puluhan ruko yang tersisa memang sudah agak miring sehingga sangat mengkhawatirkan.
Karena itu, untuk sementara, Jalan Sultan Agung ditutup sampai pembongkaran selesai. ”Hari ini (kemarin, Red) sudah ada upaya percepatan proses pembongkaran (bangunan) yang tersisa. Jalan Sultan Agung ini ditutup sementara sampai pembongkaran selesai nanti,” kata Gubernur Khofifah Indar Parawansa seusai mengunjungi lokasi kemarin dini hari (3/3).
Khofifah bersama Bupati Jember Faida, pimpinan Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) VIII, BPBD Jember, BPBD Jawa Timur, dan pihak-pihak terkait turun langsung di titik ambruknya ruko Jompo. Meski suasana dini hari, Khofifah ingin melihat langsung lokasi tersebut.
Mantan menteri sosial (Mensos) tersebut menyatakan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan sejumlah instansi terkait. Mulai
Kementerian PUPR dan BBPJN hingga pihak terkait lain. ”Agar proses ini berjalan integratif karena banyak pihak yang berwenang. Jadi, proses ini harus dikoordinasikan,” katanya.
Khofifah juga menekankan pentingnya koordinasi dan komunikasi. Baik Pemkab Jember, provinsi, maupun pusat. ”Sambil memproteksi jangan sampai alat berat yang melebihi kapasitas untuk pipa PDAM. Sehingga nanti tidak mengganggu proses pendistribusian air ke rumahrumah warga,” jelas perempuan kelahiran Surabaya itu.
Saat disinggung tentang rekomendasi dari BBPJN untuk membongkar ruko itu berdasar surat yang keluar pada Oktober 2019, Khofifah belum menjelaskan secara detail. ”Satu bulan lalu kami sudah merapatkan ini,” ucapnya.
Sebagaimana diketahui, sebelum insiden itu terjadi, BBPJN merekomendasikan bangunan-bangunan di kompleks ruko itu dibongkar karena rawan ambruk. Proses tersebut diserahkan kepada Pemkab Jember yang memiliki wewenang. Hanya, rekomendasi itu belum terealisasi. Sampai akhirnya, sembilan bangunan di kompleks ruko itu benar-benar ambruk.
Di bagian lain, BBPJN VIII memastikan membongkar total jembatan tersebut. Sebab, jembatan yang bentuknya mirip gorong-gorong dengan penopang tiga berbentuk setengah lingkaran tersebut sudah tidak layak lagi dan perlu diperbaiki. ”Ya kami bongkar total jembatan itu,” kata Kepala BBPJN VIII Jatim Ahmad Subki kepada Jawa Pos Radar Jember.
Akibat pembongkaran itu, Jalan Sultan Agung ke Alun-Alun Jember terputus. Menurut dia, jembatan itu harus dibongkar lantaran sudah terlalu tua dan tidak sesuai dengan standar lagi.
Subki juga masih menunggu hasil kajian tim BBPJN terkait dengan penanganan proses perobohan kompleks ruko Jompo yang tersisa.