Tantang Bahaya agar Tetap Bisa Sekolah
PACITAN, Jawa Pos – Perjuangan berat harus dilakoni siswa SDN 5 Jeruk, Kecamatan Bandar. Demi bisa tetap bersekolah, mereka harus rela menantang bahaya. Sebab, satu-satunya jembatan penghubung ke sekolah di Dusun Sidodadi itu putus karena diterjang banjir.
Nasib sama juga dialami para siswa SMPN 4 Bandar dan sebuah madrasah tsanawiyah (MTs) setempat. Mereka harus berhati-hati melintasi jembatan yang ambrol itu. ”Arusnya tadi deras, sempat takut,’’ kata Budi Setiawan, salah seorang siswa, kemarin (3/3).
Untuk bisa menyeberangi derasnya arus sungai, mereka harus meniti sisa reruntuhan jembatan. ”Tadi sempat terpeleset waktu lewat atas jembatan yang ambrol karena jembatannya miring,’’ ungkapnya.
Salah seorang warga, Dwi Kasyanti, menceritakan, selain mengisolasi 24 kepala keluarga (KK), ambrolnya jembatan itu mengganggu aktivitas ekonomi warga sekitar.
Sebab, selain jalan utama warga, jembatan tersebut menjadi jalur alternatif menuju wilayah Kecamatan Pracimantoro, Wonogiri, Jawa Tengah. ”Tidak ada jembatan lain, ini satu-satunya. Sekarang roda dua dan roda empat sudah tak bisa lewat,’’ katanya.
Menurut Dwi, sebelum jembatan putus, hujan deras mengguyur desanya lebih dari tiga jam pada Senin (2/3). Imbasnya, air sungai di bawah jembatan meluap. Bangunan jembatan pun runtuh. ”Yang seberang sudah runtuh karena bagian bawahnya tergerus. Sementara sisi satunya masih menempel di jalan, tapi sudah patah dan miring,’’ terangnya.
Sejatinya, jembatan tersebut baru dibangun 2013. Dwi berharap jembatan tersebut lekas diperbaiki. Minimal jembatan darurat terlebih dulu. ”Apalagi, dilewati anak sekolah. Karena di Dusun Sidodadi, ada SD dan siswanya banyak dari seberang jembatan. Jadi, bahaya kalau airnya tinggi,’’ sebutnya.