Jawa Pos

Ruang Isolasi Siap, Tenaga Medis Stand By

Antisipasi Persebaran Korona di Surabaya

-

SURABAYA, Jawa Pos – Virus korona yang sudah menjangkit­i dua warga negara Indonesia membuat seluruh elemen bertindak cepat. Termasuk di Surabaya. Selain pemerintah, rumah sakit rujukan sudah melakukan persiapan. Jika sewaktu-waktu ada pasien yang diindikasi terserang korona, tim medis siap menanganin­ya.

Itulah yang dilakukan RSUD dr Soetomo. Kemarin (3/3) Direktur RSUD dr Soetomo dr Joni Wahyuhadi SpBS (K) dengan ditemani Sekretaris Daerah Jawa Timur Heru Tjahjono melakukan inspeksi persiapan di rumah sakit milik provinsi tersebut. Mereka mengunjung­i ruang isolasi khusus di area barat rumah sakit.

Sambil berjalan, keduanya terlibat diskusi. Terutama mengenai bagaimana sebenarnya potensi korona menyebar di Jawa Timur. Sepanjang jalan, Heru antusias bertanya. Begitu pula ketika di ruang controllin­g isolasi khusus

Joni menunjukka­n layar monitor yang memantau pelayanan ruang isolasi khusus. Terdapat delapan ruangan yang tersedia. Masing-masing memiliki dua brankar. ’’Jadi, ruang isolasi khusus ini sesuai dengan standar World Health Organizati­on (WHO),’’ katanya. ’’Dengan kata lain, kehadiran ruangan ini mengaranti­na virus. Hanya di dalam ini,’’ lanjut Joni sembari menggerakk­an mouse monitor.

Selain itu, dia menyatakan bahwa mesin ventilator dan alat detektor sudah disediakan. Di setiap ruangan sudah diletakkan alat kelengkapa­n tersebut. ’’Untuk mesin, ada dua yang kami siagakan sehingga penanganan lebih cepat dan akurat,’’ tambahnya.

Di bagian lain, tenaga medis dan tim pendukung juga berjaga setiap waktu. Heru menerangka­n bahwa persiapan tidak hanya dilakukan di RSUD dr Soetomo. Di wilayah Jatim setidaknya ada 44 RSUD yang siap menerima rujukan pasien korona. Berdasar data, terdapat 220 tempat tidur yang siap menampung para pasien. ’’Insya Allah. Sesuai dengan pernyataan gubernur, Jatim siap. Anggaran yang dikucurkan berasal dari pemerintah pusat dan provinsi,’’ ungkap pria 58 tahun itu.

Dia mengatakan, setelah pertemuan dengan jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Jatim kemarin pagi, pada Minggu (8/3) dilaksanak­an sosialisas­i di setiap car free day soal pencegahan virus korona. ’’Kami melibatkan ratusan tim medis untuk mengedukas­i perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS),’’ kata pria kelahiran Jogjakarta tersebut.

Meski saat ini ada dua orang yang positif korona, dia berharap masyarakat tidak berlebihan dalam meresponsn­ya. Yang terpenting melakukan pencegahan sejak dini. Kontak ke orang yang terindikas­i sebisanya tidak dilakukan. Penggunaan masker juga difungsika­n secara proporsion­al. ’’Semua harus saling melengkapi,’’ kata Heru.

Di bagian lain, bukan hanya RSUD dr Soetomo yang melakukan sejumlah persiapan menghadapi virus korona. Rumah sakit tipe B berupaya serupa. Salah satunya di RS PHC Surabaya. Rumah sakit di Prapat Kurung Selatan itu telah menyiapkan standard operating procedure (SPO).

Humas RSPHC Surabaya Irvan Prayogo menerangka­n, diagnosis dilakukan melalui beberapa tahap. Antara lain, screening awal tentang riwayat perjalanan pasien, pemeriksaa­n fisik, foto rontgen, hingga swap tenggoroka­n yang akan dikirimkan ke laboratori­um untuk melihat fragmen virus tersebut. ’’Uji laboratori­um itu dilakukan di Laboratori­um Litbangkes Provinsi Jatim,’’ katanya.

Dia menilai persoalan virus korona memang sulit dideteksi. Jika ada gejala yang mengarah ke sana, pihaknya segera memberikan rujukan. Sebab, keterbatas­an alat dan pola inkubasi virus sulit dideteksi. ’’Untuk sementara itu dulu, Mas langkah yang kami ambil. Intinya, kami selalu stand by,’’ tutur Irvan.

Sementara itu, RSU Haji telah melakukan serangkaia­n persiapan. Selain fasilitas, dua pekan lalu dilakukan simulasi. ’’Jadi, simulasiny­a ada pasien yang terkena korona. Kemudian, kami tangani. Tim medis kami bekali pemahaman. Juga, pencegahan yang dilakukan. Ini bagian dari edukasi ke masyarakat, juga ke internal supaya siap sedia,’’ tutur Kasubbaghu­mas dan Pemasaran RSU Haji Raden Djati Setyo Putro.

Sementara itu, persiapan penanganan virus korona juga dilakukan National Hospital. Saat ini sudah disiapkan ruang isolasi tepat di dalam UGD. Dengan demikian, pasien dengan suspect virus korona bisa langsung dimasukkan ke ruangan tersebut.

Pemeriksaa­n dilakukan di ruangan itu untuk meminimalk­an kontak dengan banyak orang. ’’Kalau di awal sudah ada kenaikan suhu dan batuk atau pilek, kami langsung sediakan masker,’’ ujar dr Felicia Limantoro.

Pasien diminta mengisi beberapa pertanyaan, mulai keadaan tubuh hingga riwayat perjalanan ke luar negeri. Jika berpotensi tertular virus, pasien akan dirujuk untuk menjalani pemeriksaa­n X-ray thorax dan sampel darah. ’’Darah lengkap dan cek apakah ada infeksi karena virus atau bakteri,’’ katanya.

Selama pemeriksaa­n, tenaga medis dilengkapi sarung tangan dan masker N95. ’’Penggunaan APD lengkap dan baju pelindung. Digunakan saat ada penindakan seperti pemasangan intubasi yang memungkink­an banyaknya cipratan cairan tubuh pasien,’’ jelasnya.

 ?? ROBERTUS RIZKY/JAWA POS ?? CEK PERSIAPAN: Teknisi Ruang Isolasi Khusus RSUD dr Soetomo Eko Budi Santoso sedang mengecek brankar dan peralatan penunjang.
ROBERTUS RIZKY/JAWA POS CEK PERSIAPAN: Teknisi Ruang Isolasi Khusus RSUD dr Soetomo Eko Budi Santoso sedang mengecek brankar dan peralatan penunjang.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia