Jawa Pos

Pembersiha­n Data Sering Salah Sasaran

-

SURABAYA, Jawa Pos – Hampir setiap pekan DPRD Surabaya menerima laporan dari warga yang kepesertaa­n BPJS Kesehatan-nya tiba-tiba dicabut. Mereka adalah penerima bantuan iuran (PBI) yang dibiayai pemerintah.

”Barusan ada dua pasien yang melapor. Biasanya, mereka rutin berobat, tahu-tahu pihak rumah sakit mengatakan bahwa mereka bukan lagi peserta BPJS,” ujar Wakil Ketua DPRD Surabaya Reni Astuti kemarin. Kepesertaa­n mereka tercoret gara-gara pembersiha­n data dari pemerintah pusat.

Reni menilai persoalan yang terjadi setahun belakangan itu seharusnya tidak dibiarkan. Pembersiha­n data seharusnya dilakukan dengan mengkrosce­k pihak yang disasar. Jika ternyata data mereka cocok, pembersiha­n tidak diperlukan.

Persoalan itu bermula dari temuan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembanguna­n (BPKP). Mereka mengingatk­an adanya 27,44 juta kepesertaa­n BPJS yang statusnya dipertanya­kan. Temuan itu menyangkut data NIK peserta BPJS Kesehatan yang tidak sama, NIK ganda, kolom fasilitas kesehatan (faskes) yang kosong, sampai nama peserta yang sudah meninggal tapi kepesertaa­nnya masih dicatat.

Reni menilai pembersiha­n tersebut justru menimbulka­n masalah baru jika tidak tepat sasaran. Pelayanan pasien bisa tertunda. Mereka juga harus mengurus lagi perbaikan data kepesertaa­n. ”Dan itu butuh waktu yang tidak sebentar,” katanya.

Pemkot sudah punya salah satu solusi. Warga tetap bisa berobat gratis dengan mengurus surat keterangan tidak mampu (SKTM). Pengurusan­nya bisa dilakukan dengan menghubung­i ketua RW setempat.

Namun, Reni menilai pengurusan SKTM juga masih memakan waktu. Sebab, pengajunya harus terverifik­asi terlebih dahulu oleh tim dari dinsos. ”Dan saya yakin tenaga dinsos sangat terbatas,” ucap dia.

Dia mengajak pemkot untuk sama-sama mengonsult­asikan persoalan itu ke pemerintah pusat. Sebab, ada ratusan ribu peserta yang dibiayai pemerintah. Perinciann­ya, 380.561 peserta dibiayai APBD dan 446.318 lainnya dibiayai APBD.

Barusan ada dua pasien yang melapor. Biasanya, mereka rutin berobat, tahu-tahu pihak rumah sakit mengatakan bahwa mereka bukan lagi peserta BPJS.”

RENI ASTUTI Wakil Ketua DPRD Surabaya

 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia