Jawa Pos

50 Ribu Pelanggan PDAM Catat Meter lewat Aplikasi

-

SURABAYA, Jawa Pos – Fitur catat meter sendiri di aplikasi PDAM Surya Sembada sudah bergulir selama 1,5 tahun. Namun, belum banyak pelanggan yang tahu manfaat fitur tersebut.

’’Sudah ada lebih dari 50 ribu pengguna. Ini program masa depan,’’ ujar Dirut PDAM Surya Sembada Mujiaman kemarin (3/3).

Jumlahnya hampir mencapai 10 persen dari total pelanggan PDAM. Artinya, lebih dari 90 persen pelanggan belum menggunaka­n fitur tersebut. Padahal, pelanggan yang memanfaatk­an aplikasi itu bisa sama-sama mengecek total pemakaian air. Dengan begitu, data yang masuk ke PDAM lebih akurat.

Catat meter sendiri sebenarnya dilarang PDAM. Pada pertengaha­n 2018, banyak pelanggan yang mengeluhka­n tagihan mereka tiba-tiba melonjak. Sebab, selama ini para pelanggan mencatat meter sendiri. Angka penggunaan air di meteran ditulis di papan agar petugas catat meter tetap bisa mencatat pemakaian air saat penghuni tidak berada di rumah.

Nah, saat dievaluasi PDAM, mereka akhirnya harus membayar tagihan air yang selama ini tidak tercatat secara akurat. Ada yang mendapat tagihan air dari Rp 20 ribu–Rp 70 ribu per bulan menjadi Rp 800 ribu. Ada juga yang biasanya tagihan air tidak sampai Rp 20 ribu menjadi Rp 200 ribu.

Dari situlah, muncul aplikasi catat meter sendiri. Pelanggan yang jarang berada di rumah sejak pagi hingga petang bisa membantu petugas catat meter dengan memotret meterannya. Foto tersebut menjadi bukti atas data angka penggunaan air yang juga diunggah pengguna aplikasi.

Mujiaman menyatakan, program catat meter sendiri harus diberlakuk­an ke seluruh pelanggan nanti. Karena itulah, dia menilai program tersebut adalah program masa depan. Diharapkan, sengketa tarif antar pelanggan bisa diminimalk­an. ’’Itu dilakukan sambil memperbaik­i meter menjadi automatic meter reading (AMR) secara bertahap,’’ ungkapnya.

AMR lebih canggih lagi. Meteran air PDAM bakal mencatat data pemakaian secara real time. Meteran air khusus itu hanya terpasang di sejumlah pelanggan besar PDAM seperti mal, hotel, apartemen, hingga kawasan industri. ’’Jumlahnya terbatas karena mahal,’’ jelasnya.

Alat itu juga dipasang di sistem district meter area (DMA) untuk mengetahui data penggunaan air di suatu kawasan. Data yang didapat PDAM akan memudahkan perusahaan menentukan tindakan cepat dan arah kebijakan.

Digitalisa­si tersebut juga dianggap bisa meningkatk­an keamanan warga. Sebab, selama ini banyak pencurian dengan kedok mengaku-ngaku sebagai petugas catat meter PDAM.

Farhan Amri, warga Ketintang Selatan, belum menggunaka­n aplikasi tersebut karena masih merasa tidak perlu. Sebab, selalu ada orang di rumah. Jadi, petugas catat meter bisa mengakses data pemakaian air. ’’Enggak pakai. Biasanya, ada petugas yang ke sini,’’ ucap Farhan.

Menurut dia, aplikasi itu bolehboleh saja diterapkan. Namun, petugas catat meter masih tetap diperlukan sebagai penyalur keluhan warga. Misalnya, kasus penggunaan air di musala perumahann­ya. Warga mengadu lewat medsos, tetapi tidak segera ditanggapi.

 ?? FRIZAL/JAWA POS ?? INOVATIF: Pengguna PDAM kini bisa memantau meteran via aplikasi.
FRIZAL/JAWA POS INOVATIF: Pengguna PDAM kini bisa memantau meteran via aplikasi.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia