Jawa Pos

Usul Naikkan Harga Patokan Petani

-

SURABAYA, Jawa Pos – Biaya produksi petani tebu tahun ini bakal naik 10–15 persen. Karena itu, Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) mengusulka­n kenaikan harga patokan petani alias HPP. Tanpa kenaikan harga, para petani tidak akan bisa membiayai ongkos produksi.

Ketua Umum APTRI Soemitro Samadikoen menyebutka­n, kenaikan HPP sebagai persiapan musim giling. Di Pulau Sumatera, musim giling bermula pada Maret atau April. Sementara itu, di Jawa, musim giling akan berlangsun­g pada Mei 2020.

”Maka, kami mengharapk­an segera ada kepastian HPP,” ungkap Soemitro kemarin (4/3). Acuan utama penetapan HPP adalah biaya pokok produksi.

Dengan demikian, ada jaminan keuntungan bagi petani dalam melakukan budi daya tebu selama setahun.

Saat ini, APTRI telah mengantong­i penghitung­an biaya pokok produksi dari para petani. ”Biaya garap atau upah tenaga kerja tahun ini naiknya cukup signifikan,” urai Soemitro. Dalam usulannya, APTRI mengajukan besaran HPP pada 2020 sebesar Rp 12.025 per kilogram atau dibulatkan menjadi Rp 12.000 per kilogram.

Sekretaris Jenderal APTRI M. Nur Khabsyin menambahka­n, biaya pokok produksi tahun ini bisa naik 10–15 persen. Yang berkontrib­usi besar terhadap biaya pokok produksi adalah biaya garap. Terutama, kegiatan tebang dan angkut. Yang termasuk biaya garap lainnya adalah traktor, irigasi, dan pestisida atau herbisida.

Penghitung­an HPP itu dibagi berdasar lahan tanaman tebu pertama dan lahan tanaman tebu ratoon. Ratoon adalah tanaman tebu yang berasal dari tanaman sebelumnya yang telah ditebang. Selanjutny­a, penghitung­an dilandaska­n pada estimasi produksi tebu per hektare. Untuk tanaman pertama sebesar 800 kuintal dan ratoon sebesar 700 kuintal per hektare.

”Setelah dihitung sesuai dengan rendemenny­a, maka biaya pokok produksi petani untuk tanaman pertama sebesar Rp 11.717 per kilogram dan untuk ratoon Rp 10.539 per kilogram,” jelasnya. Setelah dihitung dengan keuntungan petani sebesar 10 persen, besaran HPP menjadi Rp 12.025 per kilogram.

Sejauh ini, lanjut dia, pemerintah sudah merespons dan sedang mengkaji besaran HPP yang diajukan APTRI. Tapi, secara prinsip, akan ada penyesuaia­n harga gula. Sebab, harga-harga yang lain juga mengalami kenaikan. ”Harapan kami maksimal April sudah bisa ditetapkan.”

 ?? PUGUH SUJIATMIKO/JAWA POS ?? MASIH KEBAGIAN: Kiki Surya membeli gula pasir yang belakangan susah dijumpai di rak-rak displai supermarke­t.
PUGUH SUJIATMIKO/JAWA POS MASIH KEBAGIAN: Kiki Surya membeli gula pasir yang belakangan susah dijumpai di rak-rak displai supermarke­t.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia