Jawa Pos

Bukan Cuma Agenda Uji Coba

-

AMSTERDAM, Jawa Pos – Menghadapi lawan-lawan yang familier membuat pelatih timnas Italia Roberto Mancini optimistis dengan target juara di ajang UEFA Nations League 2020–2021. Pada edisi sebelumnya, 2018– 2019, Azzurri finis sebagai runner-up Liga A grup 3 di bawah Portugal.

Dalam pengundian UEFA Nations League musim 2020– 2021 kemarin (4/3) di Beurs van Berlage, Italia tergabung dengan juara Euro 1988 Belanda, Bosnia-Herzegovin­a, dan Polandia di Liga A grup 1.

Menanggapi hasil undian tersebut, Mancini mengatakan bahwa Italia berada dalam grup yang kompetitif. Eks pelatih Manchester City itu pun baru menjabarka­n peta persaingan lebih detail pasca-Euro 2020 musim panas mendatang. Pesta sepak bola terakbar di Eropa tersebut sudah memasuki hitungan mundur 100 hari per hari ini (5/3).

”Dari lawan-lawan yang akan kami temui di UEFA Nations League mendatang, sudah ada yang kami akrabi. Jadi, kami puas dengan hasil undian yang kami dapatkan kali ini,” kata Mancini dikutip RAI Sport.

Football Italia mengungkap­kan, Italia bertemu Polandia 16 kali. Perinciann­ya, 6 menang, 7 seri, dan 3 kalah. Pertemuan terakhir keduanya terjadi UEFA Nations League musim 2018–2019. Italia bermain imbang 1-1 (7/9/2018) di kandang, kemudian menang 1-0 (14/10/2018) saat tandang.

Kemudian, melawan BosniaHerz­egovina sudah terjadi tiga kali. Hasilnya, Italia dua kali menang dan sekali kalah. Italia dan Bosnia-Herzegovin­a berada di grup yang sama dalam kualifikas­i Euro 2020.

Italia menang 2-1 di kandang (11/6/2019) dan 3-0 saat tandang (15/11/2019).

Lalu, Italia versus Belanda sudah terjadi 21 kali. Italia menang 9 kali, seri 9 kali, dan kalah 3 kali. Perjumpaan terakhir keduanya terjadi dalam uji coba internasio­nal Juni 2018. Skor akhirnya 1-1.

Nah, Mancini mengatakan, dengan melimpahny­a stok pemain muda Italia, untuk UEFA Nations League 2020– 2021 kali ini, dirinya akan memberikan kesempatan kepada banyak pemain muda untuk tampil. Pemain muda jugalah yang jadi andalan di Euro 2020.

”Dengan format kompetisi promosi dan degradasi, UEFA Nations League bukan cuma uji coba antartimna­s. Yang penting lagi, para pemain muda kami punya agenda menambah jam terbang,” ucap Mancini.

Jika Mancini berani bicara juara dengan skuad muda, der trainer Jerman Joachim Loew terdengar sadar diri. Berada segrup dengan Spanyol, Swiss, dan Ukraina di Liga A grup 4, Loew melihat Spanyol ada di level permainan di atas timnya.

”Kami senang karena tidak bertemu dengan tim yang sama dengan UEFA Nations League edisi sebelumnya. Tapi, kalau dilihat dari undian yang kami dapatkan, prediksiny­a akan terjadi pertarunga­n menarik,” beber pelatih yang sudah lebih dari sedekade jadi pelatih timnas Jerman itu kepada Kicker.

Pada UEFA Nations League 2018–2019, Jerman berada satu grup dengan Belanda dan Prancis di Liga A grup 1. Die Mannschaft pun babak belur. Dalam empat laga, Jerman dua kali seri dan dua kali kalah. Kalau saja regulasi promosi dan degradasi tak diatur ulang, Jerman sudah turun ke Liga B musim 2020–2021 ini.

Loew pun membelejet­i calon-calon lawannya di UEFA Nations League edisi 2020– 2021. Pertama Austria. Negara tetangga Jerman itu, menurut Loew, sangat mengenal karakter permainan Jerman. Apalagi, banyak pemain Austria yang berkompeti­si di Jerman.

”Ukraina sedang mengalami perkembang­an sepak bola yang luar biasa sejak ditangani legendanya, Andriy Shevchenko. Portugal kesulitan untuk melawan mereka di kualifikas­i Euro 2020 lalu,” ujar Loew.

Sedangkan Spanyol, meski sempat ada gonjang-ganjing internal terkait jabatan pelatih, para pemain Spanyol adalah pesepak bola berteknik tinggi.

 ?? ROBIN VAN LONKHUIJSE­N /ANP /AFP ?? KOMPETITIF: Luis Figo (kanan) saat pengundian grup UEFA Nations League di Amsterdam kemarin WIB.
ROBIN VAN LONKHUIJSE­N /ANP /AFP KOMPETITIF: Luis Figo (kanan) saat pengundian grup UEFA Nations League di Amsterdam kemarin WIB.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia