Mesin Diesel Siap Sambut Euro 4
JAKARTA, Jawa Pos – Seiring kemajuan teknologi dan naiknya populasi kendaraan bermotor, tantangan isu emisi juga makin meningkat. Setelah kendaraan berbahan bakar bensin wajib berstandar emisi Euro 4, giliran kendaraan bermesin diesel menerapkan hal yang sama tahun depan. Agen pemegang merek (APM) kendaraan komersial mengaku sudah mengantisipasi kebijakan itu.
Vice President PT UD Astra Motor Indonesia Aloysius Chrisnoadhi menyatakan bahwa saat ini produk UD Trucks sudah berstandar Euro 3. Maka, tidak akan terlalu sulit mengubahnya menjadi Euro 4. ”Basis mesin milik kami sudah Euro 3, bukan Euro 2. Jadi, hanya satu step menjadi Euro 4 dan bahkan Euro 5,” ujarnya Kamis (5/3).
Menurut Chris, transisi Euro 3 ke Euro 4 tidak akan mengubah banyak signifikansi mesin. Jika ada yang diubah, itu akan cenderung berkaitan dengan sistem bahan bakarnya saja agar sesuai dengan regulasi Euro 4. ”Untuk berapa persen perubahan emisinya, itu masih diproses, tesnya terus berjalan,” tambahnya.
Chris menambahkan bahwa kenaikan standar emisi mungkin akan berpengaruh pada harga jual kendaraan. Namun, setiap produsen pasti mempunyai cara untuk menyesuaikan kenaikan agar tidak berimbas pada penjualan. ”Rasanya semua harganya naik dengan standar Euro yang lebih tinggi. Tapi, setiap perusahaan kan memiliki strategi bagaimana harga itu bisa disiasati. Perusahaan tidak akan mau kehilangan pasar,” tegasnya.
President Director PT Isuzu
Astra Motor Indonesia Ernando Demily mengaku sangat mendukung peraturan pemerintah akan kebijakan Euro 4. Dia juga siap menyukseskannya. Bahkan, dia menjamin teknologi common rail di mesin dengan salah satu produknya, yakni Isuzu Giga, sudah kompatibel dengan solar berstandar Euro 4.
”Isuzu sangat siap menghadapi regulasi Euro 4. Sebab, kami menggunakan mesin standar itu sejak 2011,” ujarnya. Menurut rencana, pemerintah menerapkan Euro 4 pada April mendatang. Isuzu berharap mampu memenuhi target Presiden Joko Widodo yang menginginkan ekspor kendaraan meningkat menjadi satu juta unit pada 2024.
Setidaknya ada 20 negara yang masuk dalam list Isuzu. Bukan hanya negara-negara di Asia Tenggara, melainkan juga Timur Tengah, Amerika Latin, dan Afrika. Kegiatan ekspor yang dilakukan Isuzu tersebut tentu akan menambah devisa negara. ”Ekspor ke Filipina saja bisa menghasilkan USD 66 juta atau sekitar Rp 950 miliar,” bebernya.
Sementara itu, Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Putu Juli Ardika menyatakan bahwa penerapan Euro 4 tidak hanya berhubungan dengan lingkungan, tapi juga bisnis. Khususnya investasi.
”Di kami terlambat masuk. Jadi, kalau ada yang bertanya, investasi diesel banyak ke Thailand. Kalau ke Indonesia, itu gasolin,” ujar Putu.