Saat Blusukan Tak Tega Lihat Warga Sepuh dan Sebatang Kara
Kepedulian Bripka Sugeng terhadap masyarakat kurang mampu begitu tinggi. Hari-harinya bisa dibilang diisi kegiatan sosial. Mulai memberikan bantuan seperti beras, nasi bungkus, mengajar, sampai perlengkapan mengaji. SEPTIAN NUR HADI, Jawa Pos
KEDATANGAN Bripka Sugeng selalu dinanti warga Bubutan. Sebab, kedatangannya sedikit mengurangi beban warga. Misalnya, yang dirasakan warga di Jalan Koblen pada Jumat (7/3). Dengan menaiki sepeda motor dinas dan membawa keranjang di jok belakang, Sugeng tampak bersemangat.
Polisi 42 tahun itu lalu berhenti di depan penjara Koblen. Tepatnya di tempat pembuangan sampah (TPS). Kedatangannya disambut dengan gembira oleh para warga. Mereka terlihat sudah saling kenal. Tanpa banyak bicara, Sugeng lantas membagikan nasi bungkus yang disimpan di tas keranjangnya
Setelah itu, Sugeng menuju lokasi lainnya. Yakni, Jalan Semarang dan Jalan Bubutan. Pagi itu sekitar 130 nasi bungkus dibagikan ke warga.
Kegiatan tersebut dilakukan Sugeng sejak Agustus 2019. Ketika itu dia menjadi Bhayangkara pembina ketertiban masyarakat (bhabinkamtibmas) di Polsek Bubutan. Setiap hari dia keluar masuk permukiman padat. Dia mendapatkan fakta bahwa banyak warga sepuh dan hidup sebatang kara di kawasan Bubutan. ’’Nggak tahu kenapa, tiba-tiba hati kecil ini berkata saya haru sikut membantu meringankan beban mereka. Walaupun bantuan yang diberikan hanya sedikit,’’ kata warga Jalan Ikan Kerapu, Krembangan, itu.
Tanpa pikir panjang, dia menggagas kegiatan Jumat Berbagi. Sehabis salat Jumat, puluhan nasi bungkus diberikan kepada kaum duafa. Di antaranya, tukang becak, pemulung, serta anak jalanan.
Dia kali pertama membagikan nasi bungkus di Jalan Bubutan. Respons penerima bantuan pun luar biasa. Sebanyak 50 nasi bungkus habis dalam sekejap. ’’Mereka terlihat sangat senang. Walaupun hanya nasi bungkus. Ucapan terima kasih serta keceriaan mereka menjadi penyemangat saya untuk terus melakukan kegiatan sosial,’’ ungkapnya.
Jumat Berbagi rutin dilaksanakan. Jumlah bantuannya pun terus bertambah. Yang tadinya hanya bisa memberikan puluhan nasi bungkus kini jumlahnya telah berlipat. Yaitu, 130 nasi bungkus.
Apa yang dilakukan Sugeng ternyata membuat donatur tertarik. Jumat Berbagi yang digagas pun tidak kesulitan anggaran. Terutama untuk belanja nasi bungkus. Pimpinan dan rekan-rekan sekantornya pun mengapresiasi hal tersebut. Mereka menyisihkan rezeki untuk kegiatan Sugeng. ’’Alhamdulilah tanpa diminta banyak donatur yang mau ikut berpartisipasi,’’ ucapnya.
Jika pada Jumat ada kegiatan bagi-bagi nasi bungkus, pada hari-hari lain dia bisa membagikan bantuan lainnya. Beras, misalnya. Ayah dua anak itu memberikan bantuan tersebut untuk para guru mengaji. Alasannya, honor yang mereka dapat masih jauh dari kata layak. Gaji yang mereka dapat hanya Rp 100 ribu–Rp 200 ribu sebulan. Bahkan, ada beberapa yang tidak dibayar. Mereka sama sekali tanpa pamrih.
Biasanya, lanjut Sugeng, seorang guru mengaji akan mendapatkan 2 liter beras. Namun, jumlahnya selalu berbeda-beda. Bergantung jumlah barang yang terkumpul.
Tidak sampai di situ. Sugeng juga terlibat dalam memajukan pendidikan. Dia sering ikut mengajar. Terutama mengajarkan ilmu agama kepada anak-anak jalanan. Tempatnya tidak tetap. Selalu berpindah-pindah dari musala satu ke musala yang lain. Semua dilakukan hanya untuk mencerdaskan anak bangsa. ’’Almarhum orang tua selalu berpesan agar saya bisa selalu peduli satu sama lain. Terutama terhadap pergaulan para remaja,’’ ujarnya.
Menurut dia, aktivitas belajarmengajar harus diberikan. ’’Sekarang saya lagi mengumpulkan buku belajar dan cerita. Buku sudah terkumpul cukup banyak. Rencananya, semua buku itu diberikan secara gratis,’’ paparnya.
Kegiatan sosial yang dijalani itu berhasil menuai hasil manis.
Pada pengujung 2019, Sugeng mendapatkan penghargaan sebagai salah satu anggota bhabinkamtibnas terbaik tingkat Polrestabes Surabaya.
Terpilih menjadi yang terbaik tidak pernah terlintas di benak ayah dua anak itu. Sebab, semua kegiatan tersebut dijalani dengan ikhlas. Tanpa berharap mendapat pujaan dan pamrih dari siapa pun. ’’Penghargaan yang diberikan dari pimpinan pasti membuat saya lebih bersemangat dalam bertugas. Baik tugas menjadi polisi maupun membantu masyarakat yang kurang mampu,’’ paparnya.