Potret Heritage Jatim lewat Sulam dan Bordir
SURABAYA, Jawa Pos – Empat puluh enam potret heritage Jawa Timur hadir di Grand City Convex kemarin (7/3). Potretpotret itu bukan dalam bentuk lukisan maupun fotografi. Tapi dalam bentuk sulaman dan bordiran dalam pemidangan sebagai ”kanvasnya”. Karya tersebut adalah hasil kreasi ibu-ibu Persatuan Pengusaha Sulam dan Bordir (Persadir) Jatim yang dipamerkan dalam miniexhibition embroidery festival.
Masing-masing kota dan kabupaten turut berkreasi dengan menonjolkan ikon-ikon heritage di daerah masingmasing. Ada yang membuat sulaman Tugu Pahlawan Surabaya, Patung Suro dan Boyo, Jembatan Suramadu, Simpang Lima Gumul Kediri, Kampung Warna-warni Jodipan, Malang, dan masih banyak lagi. ”Masing-masing kabupaten atau kota minimal mengirimkan satu karya. Tentu dengan style masing-masing,” jelas Siska Sumartono, sekretaris Persadir Jatim, saat ditemui kemarin.
Yang menarik, sulaman dan bordiran yang dihadirkan juga tidak monoton. Siska menambahkan bahwa banyak karya yang dikreasikan dengan mix media. ”Ada yang menggunakan konsep sulam kolase. Jadi, awalnya dari gambar yang sudah di-print atau dilukis dulu. Baru ditambahi bordiran atau sulaman buat efek tiga dimensinya,” jelasnya.
Mini-exhibition itu pun dilombakan. Namun, yang menilai bukanlah juri dari pihak Persadir, tapi langsung dari pengunjung yang datang dengan sistem voting. ”Kami ajak para pengunjung untuk melihat karya-karya mana yang paling menggambarkan heritage dari sebuah daerah. Mana yang menurut mereka dalam sekali lihat sudah tahu itu gambar apa dan lokasinya di mana,” tambah perempuan asli Surabaya itu.
Dari situ, pengunjung pun bisa mendapat edukasi bahwa menyulam dan membordir juga merupakan karya seni yang tidak kalah menarik. ”Jadi, sulam dan bordir nggak hanya bisa untuk baju, tas, atau sepatu. Buat home decor kayak gini juga bagus,” imbuhnya.
Selain itu, tujuan dari festival sulam tersebut mengajak generasi milenial untuk terus bisa melestarikan kegiatan yang ada sejak zaman nenek moyang. ”Jangan salah, ini bisa untuk awal ekonomi kreatif buat anak-anak muda yang ingin jadi entrepreneur juga,” paparnya.