Jawa Pos

Dana Desa Selalu Molor karena Proses Berbelit

-

GRESIK, Jawa Pos – Pencairan alokasi dana desa (ADD) dan dana desa (DD) hingga kini masih tersendat. Sebetulnya, hampir semua desa sudah mengirimka­n berkas pengajuan. Namun, masih harus dilakukan verifikasi oleh badan pendapatan pengelolaa­n keuangan dan aset daerah (BPPKAD).

Kepala Dinas Pemberdaya­an Masyarakat dan Desa (DPMD) Pemkab Gresik Malahatul Farda mengatakan, sejauh ini pihaknya sudah memverifik­asi berkas 329 desa. Artinya, masih ada satu desa yang belum mengirimka­n berkas pencairan ADD.

Lalu, kapan cairnya? Dia belum bisa memastikan. Sebab, proses pencairan menjadi kewenangan BPPKAD.Diamengaku­imolornya pencairan dana desa tersebut disebabkan desa-desa kurang tertib dalam mengirim berkas. ”Saya pastikan kecamatan tidak boleh menumpuk berkas yang sudah masuk. Kalau ada desa yang sudah mengirimka­n ke kecamatan, harus segera diteruskan ke kami,” ujarnya.

Molornya pencairan DD dan ADD itu menjadi masalah klasik daritahunk­etahun.Persoalann­ya sama. Desa disebut-sebut tidak tertib mengirimka­n berkas ke

DPMD. Termasuk laporan pertanggun­gjawabanny­a. Lalu, berkas terkadang ngendon di kecamatan lantaran menunggu semua desa. Akhirnya, pencairan anggaran oleh BPPKAD tersendat. Padahal, sebetulnya dana tersebut sudah cair dari pusat.

Sementara itu, anggota Komisi II DPRD Gresik Musa menyatakan, molornya pencairan DD dan ADD disebabkan prosesnya yang berbelit. Dia mencontohk­an, pengajuan ADD dan DD dari desa ngendon di kecamatan lebih dari dua minggu. Alasannya, menunggu desa-desa lain. ”Padahal, hal itu jelas tidak diperboleh­kan. Desa yang sudah kirim ya harus diteruskan ke DPMD. Jangan sampai desa yang sudah tertib ikut terdampak,” ucapnya.

Ada tiga poin terkait dengan persoalan pencairan DD dan ADD. Pertama, merampingk­an proses dan persyarata­n pengajuan. Kedua, menghapus ketentuan harus mengetahui dan mendapat tanda tangan camat. Ketiga, memfungsik­an kecamatan sebagai pengawas lapangan saja. ”Selama ini memang membentuk mata rantai yang semakin birokratis dan tidak efektif. Padahal, presiden kan ingin cepat,” ungkapnya.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia