Olahraga yang Aman bagi Pengidap Hipertiroid
SURABAYA, Jawa Pos – Hipertiroid masih menjadi ancaman serius bagi perempuan. Data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebutkan, ada 150 ribuan kasus per tahun. Sekitar 90 persennya menimpa perempuan.
”Hipertiroid ini disebabkan kadar hormon tiroid terlalu tinggi di dalam tubuh,” terang dokter penyakit dalam RS Siloam Surabaya dr Evi Sylvia Awalia SpPD saat membuka International Women’s Day (IWD) 2020 di salah satu hotel kemarin (8/3).
Di hadapan 50 peserta, dr Evi menerangkan, hipertiroid menimbulkan gejala jantung berdebar, tangan gemetar, dan berat badan turun drastis. Pengidap biasanya lebih banyak menurunkan aktivitas fisik. Sebab, jika memacu fisik, kerja jantung terganggu. Bisa pingsan dan membahayakan nyawa.
Apakah pasien dengan hipertiroid tidak bisa olahraga? ”Olahraga berat memang tidak boleh. Bisa yang ringan kok,” tambah Ketua Ayo Gerak Indonesia Dyan Puspito Rini. Olahraga simpel, seperti yoga, bisa dilakukan. ”Nah, yoga ini ada banyak macam. Saya sarankan yang relaksasi saja. Supaya lebih tenang,” katanya. Videonya sudah tersebar luas di YouTube.
”Saya terpacu setelah mendengar materi itu. Memang cukup berat,” kata Vivin, seorang peserta. Penderita hipertiroid itu mengaku tahu dirinya mengidap penyakit itu sejak 2014.
”Saya tidak boleh melakukan pekerjaan fisik berat. Begitu juga olahraga berat,” tambahnya. Kondisi tubuhnya terus melemah. Berat badan terus turun. ”Saya ingin tahu bagaimana sebenarnya menangani penyakit ini,” kata warga Surabaya Barat tersebut.
Kini Vivin rutin berkonsultasi ke dokter. Ingin sembuh total. Dia sudah mengurangi makanan yang mengakibatkan peradangan kelenjar tiroid. Dia juga ingin berolahraga.