Suara Kaum Hawa dalam Orasi, Puisi, hingga Tari
SURABAYA, Jawa Pos – Puluhan orang yang didominasi kaum hawa melakukan long march di kawasan CFD Taman Bungkul kemarin (8/3). Mereka membawa poster tuntutan yang mewakili suara hati masing-masing. Sebut saja, tuntutan berbunyi Perempuan adalah Sang Empunya Tubuh Serta Pikiran dan Hak-Haknya. Atau poster berbunyi Ijinkan Gadis, Isteri dan Janda Kuliah S2 dan S3. Juga, Wadon Pinter Gak Isok Dadakan Bos!.
Para aktivis yang terlibat dalam kegiatan itu berasal dari lintas komunitas, perkumpulan, organisasi, maupun perorangan. Mereka mengadakan aksi Women’s March Surabaya 2020 bertajuk Women’s Rising dengan tagar utama ’’berani menggugat’.’ Salah satu tujuan aksi yang diadakan untuk memperingati Hari Perempuan Sedunia itu adalah menyatukan semangat dalam satu pergerakan.
’’Aksi ini serentak dilakukan hari ini di seluruh Indonesia. Kami sama-sama memperjuangkan hak-hak perempuan, gender, kaum marginal, dan korban diskriminasi,’’ ujar Syska La Veggi, ketua koordinator. Syska sendiri kemarin membawa poster tuntutan bertulisan Your Silence Will Not Protect You. Kalimat itu dimaksudkan untuk mengajak orang berani speak up.
Salah satu isu yang ikut disuarakan dalam long march dan orasi tersebut adalah penolakan terhadap RUU Ketahanan Keluarga. Menurut dia, banyak butir pasal dalam RUU itu yang dinilai diskriminatif pada perempuan. ’’Salah satunya pasal 25 yang menyebut suami sebagai kepala keluarga bertanggung jawab melindungi dan mengayomi. Sedangkan istri hanya mengikut pada suami. Padahal, seharusnya tanggung jawab rumah tangga dilakukan bersama-sama,’’ papar alumnus seni rupa STKW itu.