Berobat di Indonesia, Terdeteksi Korona di Singapura
Pasien Positif Covid-19 Naik Jadi 19 Orang
SINGAPURA, Jawa Pos – Kasus pertama positif korona diumumkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Minggu lalu (1/3). Namun, sangat mungkin virus tersebut menyebar di masyarakat jauh hari sebelumnya. Hanya, belum diketahui keberadaannya
Hal itu terungkap dari data pasien Covid-19 yang dimiliki pemerintah Singapura.
Dilansir dari situs resmi Kementerian Kesehatan (MoH) Singapura, ada tiga kasus penularan di negara tersebut yang berasal dari luar. Dua di antaranya berhubungan dengan Indonesia. Yang pertama adalah kasus 152. Penderitanya adalah warga Indonesia yang tiba di Singapura pada 1 Maret lalu. Lelaki 65 tahun itu dideteksi positif tertular virus korona baru yang berasal dari Wuhan, Tiongkok. Dia kini berada di ruang isolasi Singapore General Hospital (SGH).
Pria tersebut mengaku mengalami tanda-tanda tertular virus sejak 28 Februari saat masih berada di Indonesia. Pria itu tidak tinggal diam. Pada 2 Maret dia berobat ke salah satu rumah sakit di Jakarta. Namun, penyakitnya tidak terdeteksi. Terbukti dengan kenyataan bahwa dia tidak termasuk dalam daftar orang dengan Covid-19 yang diumumkan pemerintah Indonesia. Nah, baru pada 7 Maret, pria itu berobat ke SGH. Serangkaian tes dijalani sebelum akhirnya dia dinyatakan positif tertular Covid-19 keesokan harinya.
Yang kedua adalah kasus 153. Kasus tersebut melibatkan perempuan Singapura yang berusia 65 tahun. Dia mengunjungi saudarinya yang berada di Indonesia pada 25–28 Februari lalu. Saudarinya tersebut menderita pneumonia. Pada Selasa (3/3), saat sudah pulang ke Singapura, perempuan itu mengalami gejala tertular Covid-19. Pada hari itu juga dia berobat ke Poliklinik Choa Chu Kang. Dia kembali ke klinik tersebut pada Sabtu (7/3). Perempuan itu dirujuk ke unit gawat darurat SGH dan diminta menjalani serangkaian tes. Minggu sore (8/3) dia dinyatakan positif Covid-19. Dia kini dirawat di ruang isolasi SGH.
Sementara itu, gelombang kedua persebaran Covid-19 masih berlangsung. Jumlah pasien di Indonesia yang tertular meningkat. Hingga kemarin (9/3), tercatat ada 19 kasus positif baru. Mereka kini diisolasi di sejumlah rumah sakit agar tidak menjadi sumber penularan.
Dari 13 kasus tambahan yang teridentifikasi kemarin, lebih dari separonya adalah WNI yang baru pulang dari luar negeri (lihat grafis). Ke-13 kasus itu teridentifikasi dari hasil pemeriksaan genom sequencing pada Kamis (5/3). Pemeriksaan mendalam itu membutuhkan waktu tiga hari.
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto menjelaskan, hampir seluruh pasien datang dalam kondisi sakit ringan hingga sedang. Hanya satu yang sakit menjurus ke kondisi berat, yakni kasus 08. Dia adalah suami kasus 07 yang baru pulang dari luar negeri (LN). ’’Kondisinya sekarang menggunakan beberapa peralatan infus, oksigen, karena sebelum kontak dengan 07 dia sudah sakit duluan,’’ terangnya.
Penyakit bawaan itu adalah diare. Dia juga memiliki riwayat diabetes. Selebihnya, rata-rata hanya merasakan flu yang tidak berat. Tidak ada yang menggunakan oksigen maupun infus. Mereka bisa melakukan layanan perawatan sendiri.
Bedanya, mereka diisolasi secara fisik dari dunia luar demi mencegah penularan. Para pasien itu masih bisa berkomunikasi dengan keluarga dan temanteman mereka dengan menggunakan ponsel. Namun, mereka belum bisa ditemui secara fisik tanpa mengenakan alat pelindung diri (APD).