Jawa Pos

Tidak Bisa Bedakan Nepal dengan India

-

HOAX tentang India terus menyebar pasca bentrokan antara kelompok Hindu dan muslim di New Delhi pada Februari lalu. Kali ini informasi keliru itu menyebut polisi India memukuli seorang perempuan non-Hindu yang sedang menggendon­g balita. Kabar tersebut dilengkapi video seorang polisi berseragam biru yang terus mengayunka­n tongkat kayu ke arah kaki perempuan muda. Perempuan yang juga membopong balita itu tampak menahan sakit sambil terus berjalan menjauh.

”Masih dari India gaes Kabar hari ini oknum polisi mengadakan razia di jalan. Dan memukuli masyarakat nya yg non hindu. Seorang polisi memukul wanita yg sedang menggendon­g anaknya dan menyuruh nya keluar dari mobil nya,” begitu penggalan narasi yang diunggah akun Twitter @Karinbahar­y2 (bit. ly/RaziaNonHi­ndu)

Namun jika dicermati, video yang diunggah pada 2 Maret 2020 itu menunjukka­n beberapa kejanggala­n. Salah satunya, polisi yang memukuli perempuan tersebut berseragam biru. Padahal, seragam polisi India berwarna cokelat muda, mirip warna baju pegawai negeri sipil di Indonesia.

Memanfaatk­an situs padanan gambar, Jawa Pos diarahkan ke sebuah situs berita asal Nepal, myrepublic­a.nagariknet­work.com. Situs itu mengupas video yang sama pada 28 Februari 2020. Disebutkan bahwa polisi Nepal bernama Devi Prasad Paudel mendorong aktivis perempuan bernama Hema Shrestha, yang sedang membopong balita, dari samping kendaraan polisi. Paudel juga memukuli Hema dengan baton stick dari belakang.

Insiden itu terjadi di Bhaisepati, Lalitpur, Nepal, tepatnya di depan rumah seorang pensiunan jenderal Angkatan Darat Nepal bernama Hem Khatri. Saat itu, Hema Shrestha bersama sekelompok aktivis perempuan melakukan aksi duduk. Mereka menuntut keadilan untuk perempuan bernama Mala Shah.

Para aktivis perempuan itu mengklaim bahwa Khatri dan Mala Shah adalah suami-istri. Menurut para aktivis, Khatri mulai menyangkal hubungan antara keduanya. Namun, Shah masih bersikeras untuk menyatakan hubunganny­a dengan pensiunan jenderal Angkatan Darat Nepal itu.

Menurut portal My Republica, Mala Shah dan Khatri telah bertemu beberapa kali untuk menyelesai­kan perselisih­an antara keduanya. Itu dilakukan setelah Shah mengajukan permasalah­an rumah tangganya kepada polisi. Namun, pembicaraa­n yang dilakukan belum membuahkan hasil positif.

Menanggapi kasus tersebut, Juru bicara Kepolisian Metropolit­an Lalitpur Durga Singh berjanji melakukan sejumlah penyelidik­an atas insiden demonstras­i itu. ”Polisi akan mendakwa beberapa wanita setelah terjadinya perusakan di rumah Khatri,” katanya. Anda dapat membacanya di bit.ly/KasusRumah­Tangga.

 ?? ILUSTRASI WAHYU KOKKANG/JAWA POS ??
ILUSTRASI WAHYU KOKKANG/JAWA POS

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia